Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2007

Surealita Kelahiran

bayanganku yang sangat aneh 1000 appolinaire tumbuh di otakku daging daging perlahan jadi kubah dengan jubah kebesarannya seakan kutemui hari mayat bersama pohon patah esok hari jutaan matahari memecut elegi di mataku, abad abad kunang kunang lahir membanjiri kota yang kutahu pernah hidup dari beratus penguburan mei 2007

Surabaya, Cintaku

aroma kesepian tropis membatu memayungi kampung kampung tepian yang ku tahu telah runtuh jadi dedaun serupa kilatan hari yang padat pipa pipa kesepian menyerakkan jalan dengan bebunyian gasang tapi aku menuju kesakitan 1000 nyanyi sunyi sudah mati tinggal puing yang enggan kuarung di balik gudang gudang kota kenanganku memurba persis percintaan dengan mayat tak pernah kuingkar bagaimana tubuhmu pernah memasung detik detik di mataku serupa tubuhku yang gagal membiru akhir mei 2007

Segelas Kopi Hitam

Benarkah kau baik-baik saja jika gelas pecah dan kopi tumpah Sebab masih terlihat bening matamu berkilatan saat mengeja kata aku cuma mencari mimpi dari aroma tubuhmu Benarkah rasa itu terlarang jika masih lekat dalam ingatan waktu bersimpuh dan bertanya ragu adakah kau mempunya salah dari rinai gerakmu Barangkali kau baik-baik saja dan aku cuma mencari mimpi Dan jika semua ini salah ijinkan aku tetap menunggu saat duduk di warung jalan depan 1:11, Mampang, 070407

Pulang

Ku lihat kau pulang melayang pelan masuk ke hutan berhembus lembut di antara dedaunan Dan kau pun pulang padaku kembali memenuhi rongga paru memerdekakanku dari rindu Kau adalah aku Pulanglah, karena selalu ku sisakan peluh untukmu membasuh segala luka perjalanan yg tergores di tubuh hingga kembali kau rasa teduh. Pulanglah kemari dalam belai jemari tidurlah dengan damai hingga sunyi ku ubah jadi pagi Senin, 28 Mei 05

Tersundut Pagi

Menguap Dengan rembesan liur di sela bibir Dua cangkir arabica Sudah tak sanggup lagi Menikam inderaku Harusnya 24 jam Itu cukup Bagi tukang nganggur Yang selalu mencoba Mencari kesibukan Di sela-sela selangkangan

Puisi Cinta yang Terjaga

sayang, aku cintai kamu seperti pagi dan rasa berat di mataku ini. aku dambai kamu seperti kopi di gelas butut yang temaniku begadang semalaman ini dan atas alasan ini pulalah kenapa mataku tak pejam, menolak mimpi lurusnya pematang perjalanan di saat malaikat di jiwa sendiri tak berkenan sayang, cerahnya pagi dan mata yang menuntut jedah panjang peristirahatan adalah kejelasan tuntutan lenyapnya matahari pagi. akan aku lewatkan kicau burung dan orang orang yang bergegas ke tempat kerja. kopi di gelas ini selalu terbagi dalam sari yang mengendap, terpisah dengan airnya. meski mereka telah menyatu, tapi sari tak pernah menjadikannya benar benar air. ia adalah bagian dari kopi di gelas ini pula lalu bagaimana aku mampu biarkan diri mencintai jika aku sendiri tegak di ujung terjalan sebelum membuatmu mengerti, bahwa aku masih belum menerima kewajaran yang selalu tak pernah kuanggap wajar dan pasti. bunga tak pernah tumbuh di tanah yang tak menumbuhkan bunga. cinta terbit di atas kesepadan...

Linh

linh, kaupuja aku karena puisi puisi ini. karena masih lekatku dengan dengan baju zirah dan sepasang sayap perak di punggungku. yah, aku sedemikian gagahnya berdiri, memanggul busur kencana, kutopang dengan lengan berbalut besi warna saga kauimpi aku yang berkibaran dengan kain bianglala, berbuka dada dan berwajah tengadah. kauisi relung keterasinganmu dengan anggur imaginasi tentang pangeran yang menerobos kerumunan dan membelah karang dengan keberanian gelombang laut selatan linh, aku disini. dengan semua gegap gempita di sumbu diri yang masih gelisah. merahku menjadi inspirasi matahari, sementara malam menelanku berkali kali linh jika kukata merdeka dan jantungmu bergetar, kirimkan bunga pada malam dan ceritakanlah semua kisahmu kepadanya: adakah setiap buncah di jiwamu sudah cukup seimbang dengan seuntai saja dari bait bait puisi ini serta debutan kuat yang mendesak dari bentangan lanskap hidup penyairnya linh

Duh,Tuhan

Duh,Tuhan. akankah KAU terus diam saja melihat beribu juta tetes manusia terkumpul dikendi-kendi kusam zaman.? si buta sibuk mengenangkan cahaya, budak-budak jiwa berpesta pora ala dewa, dan raja-raja terbuai mahkota. Duh, Tuhan. haruskah kususuri pasar-pasar kemunafikan demi ikut menambahi harga yang tidak Engkau tetapkan.? hatiku letih, diletihkan amarah terpendam. gerak tanganku luruh, oleh beban pedang yang kau tawarkan. Duh,Tuhan. kemana lagi akan KAU arahkan mata ini melompat? sedang timur dan barat telah musnah dilalap api durja, tak ada lagi sisa-sisa, hanya debu dan sampahnya saja yang masih setia, menunggu langit menjadi gelap.

Dari Desembermu

dari desembermu yang membeku aku menjelma Appolinaire dengan paru paru berlumut jutaan sayap kupu kupu patah membiru dengan kesunyian yang dikekalkan oleh mercusuar tepi pantai bayanganku perlahan menjadi siang saat perjalananku sekarat dan puing tengkorakku mengalirkan lengan hijau "tikamlah dadaku yang lebih empuk dari paru gagak" ruh ruh gelisah meraba rambutku melahirkan rahim yang membakar anak anakmu lewat setubuh melalui tatapanmu yang gemuruh kesepianku mengutuki orbit orbit arwah mataku tengadah, melebihi 12 bulan kulewati langit dengan kaki kaki berkutu mei 2007 Dody Kriswaloejo (Dody Kristianto) lahir 3 april 1986 di Surabaya. mahasiswa sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya. bergiat di sanggar sastra Interlude. berdomisili di Sidoarjo

Mendatangi Kotamu

mendatangi kotamu mayat lesungku memanggul bulan jalan jalan neraka menaburkan potongan lengan perjalananku tanpa udara kusaksikan beribu jasad tanpa kepala mengapung serupa persemayaman nisan nisan di batas kota aku nikmati pohon pohon memipih tempat kotamu lahir mengibaskan bendera bendera kelamin yang kau pajang lewat jemari lentikmu tapi aku fobia seribu kali planet planet asing menyergapku seketika aku gagal memagut mayatku kesepianku memanen sumur kering seperti larung tanpa musik musik angkasa. kata kataku jadi makin buta di dua lenganku yang kau salib o, aku temui wajahku lebih lolong dari serigala mei 2007 Dody Kriswaloejo (Dody Kristianto) lahir 3 april 1986 di Surabaya. mahasiswa sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya. saat ini bergiat di sanggar sastra Interlude. berdomisili di Sidoarjo

Sajak Cinta Buat Porong

serupa malaikat runtuh yang mengerang di puncak puncak jurang. kusadar kerinduanku seputih ilalang. segenap hari hujan kurangkum dalam cerita percintaan. di sana ingatanku yang belulang mengiris jari jari kelingkingku sebuah kegelisahan di tapal kota. fantasiku yang suram menerbangkan cangkir cangkir pecah. sadomasokis lumpur yang berkelejatan, memuntahkan dongeng dongeng belatung. semangat kekosongan menggotong kepalaku, yang tak hidup, tak juga mati. serupa rumput yang mengejang kering. kusadari darah tinggal darah. kanopi kenangan yang runtuh terpendam. seperti nasib kota kota melarat, tapi air mataku cuma jatuh bersama kegemilangan hari hari yang tersalib sungsang. kematian terputih. warna sajak yang kubayangkan gelap kehilangan kegelapannya di dalamnya, kubayangkan masa depan yang gugur bersama musim hujan februari 2007

Mimpi

Menjadikan ini mimpi bukan inginku Aku merasa cinta pada semua rasa yang keluar Karena denganya jalan terasa dekat dan jauh Sampai bertahun dan mati ada damai yang mesti dicapai Kadang kaki hanya pijakan rapuh tak terurus Saat pencapaian adalah kepuasan tanpa batas Dan rimbunan melati bukan cuma indahnya wangi Harusku ada matahari lain peluk sanubari Aku juga menantikan harapan jadi nyata Tidak sekedar mati terkuras habis Pada setiap jalang mata yang mengganas Bukankah ada damai yang bukan sekedar mimpi Dan bukan sekedar kata omongan tak tercapai

Puitika.Net sedang melakukan renovasi kecil

Puitika.Net sedang melakukan renovasi kecil di beberapa bagian. Secara berurutan, kami akan melakukan perbaikan bagian puisi, artikel, berita, koleksi, dan pranala. Kami ingin memunculkan suasana yang mendukung bagi rekan-rekan anggota Puitika.Net maupun pembaca tamu untuk dapat melihat semua kategori penulisan dan bentuk materi lain yang ada dalam Puitika.Net. Penulisan kategori akan dibakukan menjadi format jadi, bukan format isian dimana setiap orang memiliki kebebasan untuk menentukan jenis puisinya sendiri. Beberapa kategori yang sudah memiliki isi tulisan akan dialihkan ke kategori yang sesuai untuk materi tulisan tersebut. Jadi, jika terdapat beberapa rekan anggota yang sudah mulai terbiasa dengan bentuk isian bebas ini, kami mohon maaf dan maklum atas perubahan ini. Sebagai gantinya, jika memang terdapat kategori-kategori puisi baru (atau kategori tulisan lain) yang ingin diajukan ke Puitika.Net, kami mempersilahkan Anda untuk berkirim surat ke alamat surat-e kami di puitika@gm...

Melati Di Pahaku

Buku kecil tipis mengumbar paha sebagai sampulnya tentu akan mengundang perhatian anda (para lelaki). Antologi yang memuat 70 puisi ini seolah-olah tidak ingin kalah bersaing dengan gambar sampul, beberapa puisi berkutat sekitar tema cinta, ranjang dan tentunya perempuan. Tema ini menjadi menarik karena sang penyair adalah perempuan beranak satu yang kerap dipanggil Yeka selain aktif di pentas teater dan tercatat sebagai anggota Women Playwright International. Penasaran dengan puisinya? Nikmati melati di antara paha Yunis Kartika.

Celana Pacarkecilku di Bawah Kibaran Sarung

Kangen dengan Joko Pinurbo? Setelah buku terakhirnya Pacarkecilku yang terbit di tahun 2002 barulah di tahun 2007 ini terbit lagi buku barunya yang berjudul Celana Pacarkecilku di Bawah Kibaran Sarung yang memuat sajak-sajak dari tiga antologi puisi terdahulunya yaitu , Celana, Di Bawah Kibaran Sarung, dan Pacarkecilku.Sayangnya antologi puisi ini tidak memuat karya penyair yang terbaru dari rentang tahun 2002 sampai dengan tahun 2007. Meski demikian tetap saja buku ini tidak akan dilewatkan oleh peminat penyair kelahiran Pelabuhan Ratu, Sukabumi , 45 tahun silam ini.

Desember Hari Kedua Belas 2006

menunggumu,nak seribu satu harap dan cemas bercampur, seribu satu bayangan dipintu mengetuk runtuh kelakianku,bapakmu. menanti suaramu lebih menggetarkanku,nak daripada seribu satu sosok kematian yang pernah datang mengancamku,bapakmu. ayo cepatlah,nak keluarkan kepalamu dan lihatlah aku juga lihat ibumu yang sudah menunggu suara lengkingmu menjerit.

Pesta Penyair Dunia Medan Mei 2007

Laboratorium Sastra Medan akan menggelar pesta penyair Indonesia dan dunia bertajuk The 1st Medan International Poetry Gathering, pada 25-27 Mei 2007. Menurut ketua panitia, Afrion, ini adalah forum untuk mempertemukan ide dan gagasan kreatif para penyair, seniman dan penikmat sastra dari dalam dan luar negeri. Menghadirkan juga para kritisi, pengamat seni dan ahli kebudayaan. Acara akan diisi pertunjukan puisi multi media, baca puisi, diskusi, dan work shop proses kreatif. Untuk sesi diskusi, dijadwalkan tampil sebagai pembicara, antara lain SM Zakir dan Rahimidin Zahari (Mly), serta Isbedy Stiawan ZS, Ahmadun Yosi Herfanda, dan Suyadi San (Ind). Untuk workshop akan diisi Shamsudin Othman dan Rahimidin Zahari (Mly), serta Viddy AD Daery dan Aldian Aripin (Ind). Sedangkan untuk pentas baca puisi, semua peserta dari berbagai negara mendapat kesempatan untuk tampil. Sumber : Republika.co.id

Untuk Gura

ayo,kita berbagi kopi lagi sambil menunggu sang fajar menyala diatas jejak-jejak sunyi. Ambilah bagianmu dari gelas itu,tapi jangan kau nikmati rasanya, atau kau muntahkan bila tak suka. atau bila kau mau, ambilah saja bagianku, genggam erat-erat diseparuh tanganmu. pada saatnya nanti fajar kembali, letakan saja gelas itu dibawah mentari, biarkan cahaya siangnya, menghangati kental kopi kita lagi.

Tilawah

Aku baca dengan seksama Setiap ayat satu per satu Membuatku merasakan hidup yang dijanji-janjikan Bukan hanya kata-kata saja Sepenuh cinta datang padaku Semua rasa yang sedang kurasakani Terasa sejuknya Tiada jemu terus dan terus membaca Selama mulutku masih berucap Selama itu ku membaca ayat-Mu Selama darahku masih mengalir Amalan ayat-Mu tak pernah berakhir Semuanya akan ku baca Tanpa ada keraguanku Semuanya membuat hidup ini Semakin bermakna Tiada ragu untuk amalkan ayat-Mu Tiada lelah dan tiada berhenti Ikuti jalan-Mu

Pelangi Pekat

Mengapa tak ada lagi langit bewarnakan pelangi senja? berayun pada pelangi biru memberi salam pada senyuman kesepian di jendela petang di mana air yang jernih mengalirkan kedamaian ke seluruh dunia sebelum melangkah pada kesibukan diri tak akan ada lagi langit berpelangi warna dunia zalim telah membinasakannya dari seribu kata nyawa tak berdosa... vio josefine

Lomba Penulisan Puisi, Cerpen, Essay Bertema "Perempuan, Pluralisme dan Perdamaian"

Pusat Partisipasi Perempuan Indonesia (P3i )mengadakan lomba penulisan puisi, cerpen, essay Bertema "Perempuan, Pluralisme dan Perdamaian". Masing-masing penulisan mendapatkan hadiah. Juara I uang tunai total (ketiga kategori) sebesar Rp.1.500.000,- untuk Juara II uang tunai total sebesar Rp.750.000,- dan Juara III mendapat hadiah menarik lainnya. KRITERIA PESERTA 1. Peserta Warga Negara Indonesia (P/L) 2. Usia 15-35 tahun (cerpen dan puisi), Usia 17-45 tahun (essay) 3. Orisinal, merupakan gagasan baru/pemikiran kritis atau berdasarkan pengalaman penulis 4. Belum pernah dipublikasikan 5. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar 6. Naskah tulisan yang sudah dikirim menjadi hak panitia penyelenggara. 7. Naskah menggambarkan perjuangan kaum perempuan Indonesia mengupayakan perdamaian dalam masyarakat pluralis. 8. Peserta hanya mengirimkan 1 naskah untuk 1 kategori SYARAT PENULISAN ESSAY * 8 – 20 halaman * Spasi 1 ½ * Times New Roman 12 CERITA PENDEK * 5 - 12 halaman, * ...

Festival Puisi Nasional di Festival Kesenian Yogyakarta (FKY)

YOGYA (KR) - Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) yang biasanya berlangsung 7 Juni hingga 7 Juli, tahun ini dilaksanakan lebih awal dan panjang 3 Juni hingga 31 Agustus. FKY XIX diformat dan ditargetkan untuk menggerakkan anak muda. Demikian diungkapkan Ajie Wartono (Ketua Umum FKY/Director) saat bersilaturahmi diterima oleh Pemred KR Drs Octo Lampito, Selasa (8/5). Didampingi Aisyah Hilal, Anggit Tut Pinilih, Arief Sukardono, Ajie mengatakan, FKY tahun ini memang diformat untuk anak muda. ”Kami ingin mereka terlibat dalam festival ini,” ucapnya sambil menyebutkan FKY bertajuk ’Pesta Anak Muda dan Keberagaman’. Dijelaskan Aisyah Hilal, dari survei panitia, anak muda memiliki potensi luar biasa yang selama ini belum terakomidir dengan segala eksistensi dan kreasinya. ”Padahal anak muda memiliki potensi luar biasa, karya mereka layak diapresiasi,” katanya. Untuk itulah FKY tahun ini ada 3 divisi, yakni Visual, Sastra, Pertujukan. Tiga divisi dikemas dengan berbagai ragam, yakni memadukan t...

Lomba Puisi di Ikastara.org

Ikastara.org mengadakan Lomba penulisan Cerpen dan Puisi. Adapun Masa lomba berlangsung antara 15 Mei sampai dengan 30 Juni 2007. Pengirim wajib menuliskan identitas lengkap,contoh : Sigit Santoso/V/Karawaci 18/0815xxxxxx/sigit@ikastara.org (nama lengkap/angkatan TN/alamat/nomor HP-telpon/email ). Juri dari Tim Ikastara.org akan memilih 1 pemenang untuk cerpen dan 1 pemenang untuk puisi, teknis ditentukan oleh 2 minggu pooling setelah nominasi karya terbaik diseleksi oleh juri Penilaian memperhatikan : Cerpen, dinailai dari 5 hal : 1. Penggambaran latar 2. Penokohan 3. Alur cerita 4. Materi cerita 5. Pesan Puisi, dinilai dari 3 hal : 1. Ide penulisan 2. Kesan yang ditampilkan 3. Teknik penulisan

Kau Punya Senyum

kebahagiaan biasa hadir ditengah kita bermain diantara jari manis kehidupan namun sayang gusar tumpah mendanauinya menjajah setiap akal sehat, sebenar-benarnya asa mampu menyulut nyali membuatnya mampu terbang meraih bintang tapi bagaimana siapa, memaknainya...

Agorafobia

agorafobia tak banyak yang bisa kugambarkan tentang wajahku, warna sepi, bayang tubuh sekarat penuh debu yang merambat bagai gema lonceng yang perlahan menghilang di gulung kabut dan desau angin aku lesap ke wajahmu membelai matamu yang penuh darah kau begitu girang, menari-nari di tengah kerumun yang berebut nyawa pada botol-botol infus dan sprei lusuh sedang aku, berjalan di antara kerumun itu memanggil namamu, lalu namaku “Tuhan, jangan ambil dia lewat isyarat matanya yang jenaka” 10mei2007 SEPATU HITAM sepatu hitam itu mengantarku ke sebuah rumah yang alamatnya selalu berubah suatu ketika ia menyeretku membangun kota sunyi dari mimpi paling sepi oktober 06 LELAKI BERMATA MALAM lelaki itu menatap jalan matanya serupa malam kereta datang, dari sejumlah kota dan kenangan begitu cepat, begitu lekat dan lelaki itu melihatnya di kejauhan yang pekat januari 2007 KOTA YANG DI PENUHI BURUNG pelepah subuh terbelah menyentak sunyi di pusar jantung hingga ke palung-palung bergaung rajah nasib ...

Warna Kelahiran

kota,      adalah semayam masa silam sebuah kelahiran,      seperti sekedar igau, atau pergantian      warna almanak      di persintuhan siang-malam yang membuat kita selalu merasa asing saat berpelukan      dengan bayang sendiri januari 2007 luka menapak di serpihan kaca dari jendela pecah yang kau sebut batas kenangan mei 2007

Batas

kepada : lek Saridi sang buruh kebun sejak dilepas ikat kepala penuh coretan aku tak pernah menyapanya kubiarkan saja jejak-jejak melata kubiarkan saja garis-garis mewarna kubiarkan saja sewaktu ribuan tulip berbaris disepanjang jalan di satu mei itu kubiarkan saja karena kita belum berkuasa ! labuhan batu ***

Terminologi Arah Angin

sebuah guci merambati malam-malam nya satu-satu bendera jatuh mengapa angin tak urai jawab waktu tak menyudahi padahal pinggiran jakarta luluh lantak menepilah pesta sudah usai dan laut sudah iri satu-satu teori jatuh dari tangkainya dan kita masih saja berduka puih !

Deli dan Wampu Akan Menyatu *

arah jam cepat berputar kita baru saja bersenda tentang anak-anak dan cucu-cucu tentang air-air persawahan tentang para dhuafa tentang laut-laut tentang jiwa-jiwa tangan mu mengepal tiba-tba berulang-ulang teriakan keluar dari nadi mu : tarik garis dari Wampu ke Deli pacak tiang-tiang biar kan anak-anak bersenda ajak pak tani menanam hidup ikat kan harapan pada mereka itulah jiwa itulah detak itulah cita-cita itulah kami rakyat penunggu ! bergandeng darah berbalut luka ***** * Nama sungai di Langkat dan Medan ** Ketua Umum BPRPI Sumut

Menunggu Malam

inginku tanya pada waktu mungkinkah aku bertemu kekasih hatiku ? inginku pinta pada waktu mungkinkah aku bersama kekasih hatiku ? inginku bekukan waktu agar dirinya tetap dalam dekapku disepanjang hidupku. goresangoresan indahmu mencipta kagum melahirkan cinta membiakkan rindurindu. didalam ketidak pastian pun Aku masih menunggunya, sudi datang mengambil rindurindu, menyambut cinta, dan biakkan itu bersama dan sungguh untuk waktu yang lama. Aku disini, pun masih sendiri tak menyerah dihati, karena cintaku enggan pergi. dan rindurindu ini terus bernyanyi. sungguh, saat ini dan seterusnya Aku ingin bahagia, namun, sungguh saat itu dan sebelumnya Aku bahagia, dan bahagianya diriku, bila dapat bersama dirinya. Aku disini, dan akan tetap seperti ini, dengan cinta yang takkan berhenti, dengan rindurindu yang takkan mati. Aku pergi, pun akan sendiri, tak lagi Mengutipi cintamu dimula malam, tak lagi mengadu rindumu dimula malam, Diantara...

Majalah Puisi Elektronik Nusantara

PUISI.NET adalah sebuah majalah elektronik yang khusus memuat karya tulis puisi dan yang berkaitan dengan puisi. PUISI.NET menerima kiriman naskah puisi, esei tentang puisi dan kepenyairan, serta informasi peristiwa seputar dunia puisi. Situs ini dikelola secara swadaya. http://puisi.net

On Demand Publishing, Alternatif Baru Menerbitkan Buku

Puisi-puisi yang menggeletak di laci meja atau sudah mengembara sekian lama di dunia maya, seringkali kesulitan ketika ingin "Menjemput Kertas"/ dibukukan. Beberapa penerbit harus berpikir puluhan kali untuk menerbitkan buku puisi mengingat kenyataan di lapangan bahwa buku puisi memang tidak begitu laku. Maka tak heran jika beberapa penyair kemudian merogoh kantongnya sendiri untuk menerbitkan buku puisi. Ketika sudah terbit buku puisi juga harus berjuang mati-matian di rak toko buku, merayu pembeli. Lalu bagaimana untuk penyair yang tidak mempunyai kemampuan finansial yang mencukupi? Memahami hal itu, ArusKata press kemudian mengusung sistem On Demand Publishing, mencetak berdasarkan pesanan. Jadi semua buku yang dicetak pasti dibeli. Prinsip ini bisa menjadi jalan tengah yang saling menguntungkan. Karena mencetak berdasarkan pesanan maka buku2 terbitan ArusKata ini tentu saja tidak dipajang di toko buku. Semua pesanan via online. Bagi penyair yang tertarik dengan sistem ini...

Dialog Pinggir PENA Bulan Mei

KUALA LUMPUR (Esastera.com) : Persatuan Penulis Nasional (PENA) akan meneruskan program Dialog Pinggir yang pernah digerakkan sebelum ini bagi bulan Mei dengan tajuk Sastera Underground lwn Sastera Islam. Program berkenaan akan diadakan di Rumah PENA, Jalan Dewan Bahasa, pada 19 Mei ini jam 10 pagi. Panel yang akan membincangkan dialog berkenaan ialah Pegawai Perancang Bahasa DBP, Azman Ahmad, Rahmat Haroun, penulis kumpulan sajak Utophia Trauma dan Saharil Hasrin Sanin. Maklumat lanjut berkenaan program berkenaan boleh diperoleh dengan menghubungi PENA di talian 03-2142 5824 atau e-mel pena@streamyx.com

714 Tahun Surabaya

aku ingin mengangkat mayatmu tanpa wajah sebab seribu kali sejarah telah runtuh dan pengetahuanku yang bersayap tak lagi memendam burung burung dari kepungan laut tropika di selatan aku tenggelam melebihi jasad kunang kunang yang bertasbih sepanjang malam tapi kenikmatan biru menguburku memenjara jantungku yang lebih robek seketika roh roh hantu dari beratus pertempuran lahir berbiak di atas kota yang memecah dirinya semiliar kali aku gila. aku temui kegilaan. wajah wajah tolol perempuan sungsang dengan harum tanah seperti seribu pecahan kelenjar keringat yang kubayangkan bermetamorfosa jadi ulat ulat Mei 2007 Dody Kriswaloejo (Dody Kristianto) lahir 3 april 1986. mahasiswa sastra indonesia Universitas Negeri Surabaya. bergiat di sanggar sastra Interlude

Bunga Pasi

Bunga pasi Wangimu nyala dalam gelap hati tak berkelopak putik berserak di pusara liar peziarah tak pernah mati tebarkan sari silih bertubi di taman tak berpagar di ranjang tak berakar tumbang dalam gelinjang tak berkesudahan. Jakarta, hingga Mei 2007

Ironisasi Akhir Tahun

seribu keharuman, sejuta risau aku menenggak hari-hari kamar sirine akhit tahun yang memekkan bersigaung dengan bunyian terompet kerumunan syahwat mengendap di kertapan otakku. detik-detik berhambur pecah jasadku limbung dalam kesepian. halusinasi yang cacat menggodaku bersenggama. kuzinahi bibirmu, serupa wajah wajah menelusup di ramai pasir. aku terkubur. kelaminku bermain-main. kegelisahan akhir tahun memotong perjalananku katakanlah, bagaimana bisa kubunuh jejak musafir yang mencium kegelapanku? perjalananku serupa lindu,bengkarak menuju kesakitan. aku mengempis tak beraturan. gemuruh adzan bersekutu dengan setan-setan. tak kurasa, aku padati fobiamu burung burung bersekutu gaung. merompak geronjalan tanganku yang berarak. lihatlah, aku cuma pelayat mabuk yang nonsens. ketakutanku menemanimu pada perkabungan tanpa nisan tapi kau genit, selangkanganmu mabuk. aku cuma genapi mimpi-mimpi tandus. ilusi pedofilia terburuk melayang aku tersalib. melolong sendiri di kolong ruangan. seribu...

Lelaki Bermata Malam

LELAKI BERMATA MALAM lelaki itu menatap jalan matanya serupa malam kereta datang, dari sejumlah kota dan kenangan begitu cepat, begitu lekat dan lelaki itu melihatnya di kejauhan yang pekat januari 2007 NEGERI KENANGAN di sini, negeri merambat sepanjang sungai menjadi bayang-bayang saat aku belajar berenang di sini, sepasang burung berceracau menjadi bayang-bayang saat aku belajar terbang meninggalkan kenangan oktober 06 KADO ITU, WAJAHMU malam ini ada kado istimewa buatku sebuah bingkisan yang kerap kita perbincangkan dari berbagi mimpi, di dalamnya berisi wajah-wajah yang tak penah alpa membaca pertanda kulihat kelahiran, pun kematian tempat-tempat tak beralamat lorong-lorong gelap, septong cermin dan senyap September 06 SEPATU HITAM sepatu hitam itu mengantarku ke sebuah rumah yang alamatnya selalu berubah suatu ketika ia menyeretku membangun kota sunyi dari mimpi paling sepi oktober 06 BARANGKALI barangkali, ada semacam kesaksian bahwa angin meninggalkanku di kursi itu, saat munun...

Tragedi Setiap Detik

Setiap senja Wangi nafasmu bertiup meluluhkan malam menjadi semakin kelam seribu harapan terpanggang di setiap gang penuh bunga api gairah fajar menjadi layu paginya mentari tak mekar di setiap tatapan bangkit dari mimpi terjaga tiada henti setiap detik detak jantungmu diperkosa angka-angka yang kian gagah menggagahi kepasrahan. entah kapan lagi keberanian hidup diwariskan kepada setiap jiwa di negeri pasrah ini. Jakarta, Mei 2007

Ziarah

Ziarah nyasar menyelinap di barisan nisan gemerlap tenggelam dalam bui duri bunga-bunga tanpa madu duri   nusuk dada menghitam bergumpal dendam sepiku singgah kecup kuncup tanpa nyala meski rupa warna tanpa sari meski semerbak wangi Tapi rindu ini selalu menagih menziarahi.... Jakarta, 2007  

Bonceng

Sekarang kita mau ke mana lagi, Dek? Berkeliling kota dengan kendali di tangan. Kau rangkul harapan dengan mesra. Sementara hirukpikuk realita menyudutkan romantisme kota di sudut jalan tanpa lampu. Tutup hidungmu, Dek, dari asap keraguan. Percayalah ku sedang membawamu ke dunia lagu tanpa lirik palsu. Mimpimimpi akan kita bayar bersama dengan tawa dan airmata. Pun kenangan akan kita tata rapi di album hati. Tapi kau selalu boleh mengingatkanku. Jika ku berjalan terlalu kencang, atau arahku tak lurus. Kau selalu bisa, Dek. Karena itulah aku memilihmu jadi teman perjalananku. Jogja, Februari 2007

Puisi Tanpa Isi

Secarik kertas berisikan puisi Kupungut Kuperhatikan Kubaca Tapi tak bisa kurasakan Kata demi kata Cemooh akan kehidupan Bujuk rayu Ajakan Tapi tak kurasakan getarannya Puisi itu sekedar menyampaikan Apa yang ingin diteriakkan penyairnya Tak terbias perenungan Tak terbayang pergulatan hidup Hanya koleksi diksi Tanpa isi… Yogyakarta 9 Febuari 2007 Vio josefine

Lomba Apresiasi Puisi di Festival Sastra Tangerang

Sebagai bagian dari Festival Sastra Tangerang di adakan Lomba Apresiasi Puisi SMP/SMA beserta penampilan apresiasi puisi oleh "Cadar Hitam". Acara dilaksanakan pada hari Minggu, 13 Mei 2007 bertempat di Plaza Shinta Cimone, Tangerang. Berikut Kegiatan Lengkap di Festival Sastra Tangerang : # Workshop menulis oleh ASMA NADIA (penulis Aisyah Putri dan pendiri ForumLingkarPena) BOIM LEBON (penulis LUPUS dan produser acara RCTI) # Bedah buku "HIMITSU" karya Achi TM # Bedah buku "Dan Cinta pun Rukuk" karya Lulu El-Maknun dan Dani Ardiansyah ada BAZAAR BUKU!! LOMBA APRESIASI PUISI SMP/SMA penampilan apresiasi puisi oleh "CADAR HITAM" investasi WORKSHOP DAN BEDAH BUKU: Paket 1 : Rp. 40.000 (dapet Novel HIMITSU+ Snack + Soft Drink) Paket 2 : Rp. 25.000 (dapet Buku Komik Hanalala + Snack + Soft Drink) Paket 3 : Rp. 12.500 (dapet Snack + Soft Drink) Lomba Apresiasi Puisi SMP / SMA Rp. 15.000,- (dapet 1 buku puisi Antologi Empati Jogja) CP : Dian 021-93054...

Benciku

benciku menggagahi sepi dalam hembus aroma apak arak dan malam memasung warna pasi pada rengat bulan dan desahku: "jangan henti biar lahir puisipuisi benci!" 081553979xxx

Launching Trilogi Joko Pinurbo "Kepada Cium dan Celana Pacarkecilku di Bawah Kibaran Sarung"

Penyair ternama, Joko Pinurbo akan meluncurkan trilogi kumpulan puisinya yang berjudul " Kepada Cium dan Celana Pacarkecilku di Bawah Kibaran Sarung ". Trilogi ini merupakan kesatuan dari ketiga buku yang telah mengangkat namanya di ranah sastra Indonesia yang lalu identik dengan kata 'Celana', "Pacar Kecilku" dan "Di Bawah Kibaran Sarung". Joko Pinurbo adalah salah seorang penyair terkemuka Indonesia yang karya-karyanya dianggap fenomenal dan memberikan sumbangan penting bagi dunia puisi Indonesia. Tahun 2001 ia dinyatakan sebagai Tokoh Sastra Pilihan TEMPO (bersama Ayu Utami). Ia juga memperoleh Hadiah Sastra Lontar (2001), Sih Award (2002), Penghargaan Sastra Pusat Bahasa (2002), dan Khatulistwa Literary Award (2005). Landung Simatupang , penyair terkenal lainnya akan membacakan sajak-sajak Joko Pinurbo. Selain itu juga oleh 5 pembaca dari hadirin yang hadir, masing-masing 1 puisi. Acara ini diadakan pada : Hari/tanggal : Juma...

Cerita Cinta Langit

Bulan satu. Bintang satu. Padu dalam sunyi yang bukan mereka mau. Sementara malam mengalirkan lagulagu abadi cinta. Awan mulai cemburu. Dengan jingkat pasti, diakhirinya romansa menyebalkan itu. Tepi Kali Krasak, 2 Mei 2007

Sepatu

sudah empatpuluh lima kupakai menyusuri hari yang penuh tawa saat kanak-kanak hanya kenal canda menyapa luka yang memerah saat menjadi remaja dan makin tua sekarang yang kupakai tanpa tali sepatu yang kuinjak dengan sajak sepatu yang menginjak keraguan sepatu yang kusemir dengan airmata meski tanpa tali sepatuku tak peduli dibawanya aku mengenal senja dalam gerimis yang lembut yang kunikmati dari sentuhan jemari akan kurawat sepatuku ini dengan segala cinta seperti cintaku pada sajak separti cintaku pada senja pagi, mei 07

Langit Runtuhlah Saja

kenapa langit secerah ini? tak malu dengan takdirku yang penuh kubangan bukankah seharusnya hujan jika padaku ada air mata kenapa langit secerah ini? padahal aku begitu berduka mengapa petir tak jua menasehati bahwa alam tlah salah karena diam saja kenapa langit secerah ini? kalau begitu langit runtuhlah saja

D Zawawi Imron pada “Malam Pujangga 2007” HMJ Sastra Indonesia UM

23 April 2007, Himpunan Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia (HMJ SI)Universitas Negeri Malang (UM) mengadakan acara yang bertajuk “Malam Pujangga 2007, Sastra Sebagai Refleksi Keimanan Diri” di Aula Fakultas gedung E6 lantai 2 UM. Acara yang mengundang sastrawan nasional yang lebih dikenal dengan puisi-puisinya, D Zawawi Imron ini dihadiri oleh mahasiswa dan dosen Fakultas Sastra, penikmat puisi dari UM sendiri dan juga luar UM. Acara dimulai pada pukul 19:00 dengan pembacaan tiga puisi D Zawawi Imron oleh pemenang audisi baca puisi HMJ SI dan dilanjutkan dengan pembukaan oleh Pembina Teknis HMJ SI, Indra Suherjanto. Tepat pada pukul 19:13, D Zawawi Imron datang beserta beberapa sastrawan Madura dan didampingi juga oleh Dr Djoko Sarjono, Mpd (Budayawan Malang, Ketua Jurusan Sastra Indonesia Program Pacasarjana UM) dan Dr Abdul Syukur Ghazali Mpd (dosen Sastra Indonesia UM) yang malam itu juga didaulat sebagai pembahas puisi-puisi D Zawawi Imron. Setelah penampilan dari Club Sanghay Sy...

Yang Tertinggal dari Kepergiannya

Yang Tertinggal dari Kepergiannya Hanyalah Sepucuk Sepi _Gigih Gita P sepi... entah berapa lama kita lari dan sembunyi, menyangkal dengan keras, bahwa aku dan kau tak pernah merasa sepi, jujurlah pada hatimu, dan aku akan jujur pada hatiku, kita berjalan terlampau lama dengan matahari terik di atas ubun-ubun. kita terlalu lelah ternyata, sedang sungai itu tak juga kita temukan, perjalanan ini semua dilarung dalam sepi, mungkin itu yang membuat tenaga kita cepat terkuras, habis, tak lagi bersisa selain sepi... malang, di ujung malam, di pojok sunyi, akhir april 2007

Rubrik Puisi, Cerpen, Info Buku di Majalah GONG

Majalah GONG-media, Seni, dan Pendidikan Seni menerima tulisan, esai dan resensi mengenai media, seni dan pendidikan seni serta esai foto. Panjang laporan 4 halaman kuarto, spasi ganda, times news roman 12 atau 5000 karakter dengan file format rtf. dan panjang opini 3 halaman kuarto spasi ganda, times news roman 12 atau 3500 karakter dengan file format rtf. Untuk naskah pertunjukan mohon sertakan foto beserta keterangannya. Naskah khusus dikirim untuk majalah GONG. Redaksi berhak mengubah naskah sejauh tidak mengubah substansi. GONG juga menyediakan rubrik sastra (cerita pendek dan puisi). Kirimkanlah 2 eks buku anda untuk dimuat di rubrik Info buku. Alamat redaksi majalah GONG: Jl.Mutiara GK III/151 (H-73) Yogyakarta 55222. telp/fax 0274- 547853. email:redaksi@ gong.tikar. or.id Sekretaris: Mbak Yuli Indriyani Hp 081 56 84 45708 email:yuliindriyani @yahoo.com h ttp://majalahgong. wordpress. com Terbit tiap bulan @ Rp 12.500,- (belum termasuk biaya kirim).

Aurelia Tiara Widjanarko

Aurelia Tiara Widjanarko atau akrab dipanggil dengan Tiara lahir di Jakarta, 18 Juni 1983. Saat ini Tiara bekerja sebagai dosen di Universitas Pelita Harapan. Perempuan muda yang baru saja meluncurkan buku puisi dengan judul "Sub Rosa". Dalam buku yang bertemakan cinta, Tiara mengelompokkan puisinya dalam 6 bagian. Penemuan rasa, penjajakan, rindu, klimaks, ingkar, dan ikhlas. Semuanya menggambarkan pembabakan dalam kisah cinta. Masing-masing bagian ini ditandai dengan hadirnya foto-foto yang artistik, dengan Tiara sebagai modelnya. Berikut lebih jauh tentang Tiara bersama Johannes Sugianto, sebuah percakapan: 1. Sejak kapan kamu mulai menulis puisi dan memutuskan menjadi Penyair? Suka menulis puisi semenjak jatuh cinta pada dunia blogging, akhir 2003 saat saya masih bekerja sebagai reporter di salah satu stasiun TV swasta. Biasanya tiap malam sebelum pulang, teman-teman pasti sibuk ngeblog dan dari sana saya ’tertular’ virus yang sangat adiktif itu. Jadi penyairnya seiring ...

Hidup

HIDUP angin berhembus bergoyang di dahan, berputar, berkumpul mendesak-terdesak daun bergugur-guguran daun tersembul muda dan ranting patah jatuh melayang rubuh kelam menukik mengarah melandas di tanah merebah menembus sunyi indah !