seribu keharuman, sejuta risau
aku menenggak hari-hari kamar
sirine akhit tahun yang memekkan
bersigaung dengan bunyian terompet
kerumunan syahwat mengendap
di kertapan otakku. detik-detik berhambur pecah
jasadku limbung dalam kesepian. halusinasi yang cacat menggodaku bersenggama. kuzinahi bibirmu, serupa wajah wajah menelusup di ramai pasir. aku terkubur. kelaminku bermain-main. kegelisahan akhir tahun memotong perjalananku
katakanlah, bagaimana bisa kubunuh jejak
musafir yang mencium kegelapanku?
perjalananku serupa lindu,bengkarak
menuju kesakitan. aku mengempis
tak beraturan. gemuruh adzan bersekutu dengan
setan-setan. tak kurasa, aku padati fobiamu
burung burung bersekutu gaung. merompak geronjalan
tanganku yang berarak. lihatlah, aku cuma pelayat mabuk yang nonsens. ketakutanku menemanimu
pada perkabungan tanpa nisan
tapi kau genit,
selangkanganmu mabuk. aku cuma genapi mimpi-mimpi
tandus. ilusi pedofilia terburuk melayang
aku tersalib. melolong sendiri di kolong
ruangan. seribu geram pecah, membeluncah desingan akhir tahun yang resah. jenazah kupu kupu menggelepar
membenturkan otaknya
lihat, apa yang lebih manis dari setubuhan ini.
aku merogoh jantungmu. beberapa
keterpesonaan pada sajak-sajak gelap membungkam mulutku. serupa kawanan tikus yang berdzikir menengadahkan kisut dan serenai kematiannya
jam jam mundur menghitung jalanan arwah. gerombolan
fantasi berlarian, menusuki jantungnya dengan pisau berkarat. aku sendirian tak menemu terang
hidupku bersiadu dengan kesenyapan dan diterangi kesunyian. ironisasi akhir tahun
memuntahkan alienasinya
PENGHUJUNG 2006
Dody Kriswaloejo (Dody Kristianto)
mahasiswa jurusan sastra indonesia universitas negeri surabaya. saat ini bergiat di sanggar sastra interlude
aku menenggak hari-hari kamar
sirine akhit tahun yang memekkan
bersigaung dengan bunyian terompet
kerumunan syahwat mengendap
di kertapan otakku. detik-detik berhambur pecah
jasadku limbung dalam kesepian. halusinasi yang cacat menggodaku bersenggama. kuzinahi bibirmu, serupa wajah wajah menelusup di ramai pasir. aku terkubur. kelaminku bermain-main. kegelisahan akhir tahun memotong perjalananku
katakanlah, bagaimana bisa kubunuh jejak
musafir yang mencium kegelapanku?
perjalananku serupa lindu,bengkarak
menuju kesakitan. aku mengempis
tak beraturan. gemuruh adzan bersekutu dengan
setan-setan. tak kurasa, aku padati fobiamu
burung burung bersekutu gaung. merompak geronjalan
tanganku yang berarak. lihatlah, aku cuma pelayat mabuk yang nonsens. ketakutanku menemanimu
pada perkabungan tanpa nisan
tapi kau genit,
selangkanganmu mabuk. aku cuma genapi mimpi-mimpi
tandus. ilusi pedofilia terburuk melayang
aku tersalib. melolong sendiri di kolong
ruangan. seribu geram pecah, membeluncah desingan akhir tahun yang resah. jenazah kupu kupu menggelepar
membenturkan otaknya
lihat, apa yang lebih manis dari setubuhan ini.
aku merogoh jantungmu. beberapa
keterpesonaan pada sajak-sajak gelap membungkam mulutku. serupa kawanan tikus yang berdzikir menengadahkan kisut dan serenai kematiannya
jam jam mundur menghitung jalanan arwah. gerombolan
fantasi berlarian, menusuki jantungnya dengan pisau berkarat. aku sendirian tak menemu terang
hidupku bersiadu dengan kesenyapan dan diterangi kesunyian. ironisasi akhir tahun
memuntahkan alienasinya
PENGHUJUNG 2006
Dody Kriswaloejo (Dody Kristianto)
mahasiswa jurusan sastra indonesia universitas negeri surabaya. saat ini bergiat di sanggar sastra interlude
Komentar
Posting Komentar