Duh,Tuhan.
akankah KAU terus diam saja
melihat beribu juta tetes manusia
terkumpul dikendi-kendi kusam zaman.?
si buta sibuk mengenangkan cahaya,
budak-budak jiwa berpesta pora ala dewa,
dan raja-raja terbuai mahkota.
Duh, Tuhan.
haruskah kususuri pasar-pasar kemunafikan
demi ikut menambahi harga yang tidak Engkau
tetapkan.?
hatiku letih,
diletihkan amarah terpendam.
gerak tanganku luruh,
oleh beban pedang yang kau tawarkan.
Duh,Tuhan.
kemana lagi akan KAU arahkan mata ini melompat?
sedang timur dan barat telah musnah dilalap api
durja,
tak ada lagi sisa-sisa,
hanya debu dan sampahnya saja yang masih setia,
menunggu langit menjadi gelap.
akankah KAU terus diam saja
melihat beribu juta tetes manusia
terkumpul dikendi-kendi kusam zaman.?
si buta sibuk mengenangkan cahaya,
budak-budak jiwa berpesta pora ala dewa,
dan raja-raja terbuai mahkota.
Duh, Tuhan.
haruskah kususuri pasar-pasar kemunafikan
demi ikut menambahi harga yang tidak Engkau
tetapkan.?
hatiku letih,
diletihkan amarah terpendam.
gerak tanganku luruh,
oleh beban pedang yang kau tawarkan.
Duh,Tuhan.
kemana lagi akan KAU arahkan mata ini melompat?
sedang timur dan barat telah musnah dilalap api
durja,
tak ada lagi sisa-sisa,
hanya debu dan sampahnya saja yang masih setia,
menunggu langit menjadi gelap.
Komentar
Posting Komentar