: Pekanbaru
terakhir aku pamit, dari dekapmu
mungkin empat idul fitri lalu
bukan pergi, tapi
hanya menjenguk kampung
yang menahun merendam ingatanku dalam waktu
saat di sisimu, tahun telah penuh enam
hanya ingin merunuti jejek-jejak bocahku
tak begitu jauh,
cuma beberapa jengkal
ke utara yang dulu pernah
membesarkan sekujur ruas-ruas persendianku
meninggalkanmu:
ialah luka. seperti dadaku
yang selalu melulu di goncang rindu
tentang beduk-beduk adzan
aroma pejalan-kaki-pasar-pagi,
gadis pekerudung berhidung mancung,
juga pada asmara yang sempat berkecambah
di jembatan dekat surau-mu
serta aroma jelaga air mata yang berhembus
dari arah belukar
meninggalkanmu:
pilunya mirip pelangi kering
yang berpecahan sebelum lengkung
dari persimpangan angin ini,
masih bening bergiang,
bahkan orasi-orasi
termasuk jerit pasir pesisir
Parbaba beach, Okt, 08
terakhir aku pamit, dari dekapmu
mungkin empat idul fitri lalu
bukan pergi, tapi
hanya menjenguk kampung
yang menahun merendam ingatanku dalam waktu
saat di sisimu, tahun telah penuh enam
hanya ingin merunuti jejek-jejak bocahku
tak begitu jauh,
cuma beberapa jengkal
ke utara yang dulu pernah
membesarkan sekujur ruas-ruas persendianku
meninggalkanmu:
ialah luka. seperti dadaku
yang selalu melulu di goncang rindu
tentang beduk-beduk adzan
aroma pejalan-kaki-pasar-pagi,
gadis pekerudung berhidung mancung,
juga pada asmara yang sempat berkecambah
di jembatan dekat surau-mu
serta aroma jelaga air mata yang berhembus
dari arah belukar
meninggalkanmu:
pilunya mirip pelangi kering
yang berpecahan sebelum lengkung
dari persimpangan angin ini,
masih bening bergiang,
bahkan orasi-orasi
termasuk jerit pasir pesisir
Parbaba beach, Okt, 08
Komentar
Posting Komentar