seseorang.
tumbuh sebagai arang
walau di siang
manapun,
awan-awan empedu melulu terpayung di kepala
berbagai langkah-gerah,
gundah,
menggeledah pori-pori tanah
seolah merogoh puing-puing surga
yang berajal-ajal
belum kunjung tertugal tangan
seseorang,
adalah bayangan-bayang,
bergetayang
lalu tumbang
oleh taring-taring siang
dia, para pendaki waktu
persis seperti kita:
yang berebut
menggerayangkan segala tengadah
kepada sebongkah angin
jelang senja
setelah
sawah telah tinggal khasidah
dan nelayan
terpaku menonton gelombang
seseorang,
terus berjalan sebagai arang.
meski malam tak lagi menghadiahkan mimpi
: patung arang yang tengah mendongak pada utara
menuju tenggara
dengan tatapan senyap
yang selalu hancur terbentur dinding terik
serta badai yang terlalu sombong menarikan tikam.
Hutabolon – Pasir Putih, Okt 08
tumbuh sebagai arang
walau di siang
manapun,
awan-awan empedu melulu terpayung di kepala
berbagai langkah-gerah,
gundah,
menggeledah pori-pori tanah
seolah merogoh puing-puing surga
yang berajal-ajal
belum kunjung tertugal tangan
seseorang,
adalah bayangan-bayang,
bergetayang
lalu tumbang
oleh taring-taring siang
dia, para pendaki waktu
persis seperti kita:
yang berebut
menggerayangkan segala tengadah
kepada sebongkah angin
jelang senja
setelah
sawah telah tinggal khasidah
dan nelayan
terpaku menonton gelombang
seseorang,
terus berjalan sebagai arang.
meski malam tak lagi menghadiahkan mimpi
: patung arang yang tengah mendongak pada utara
menuju tenggara
dengan tatapan senyap
yang selalu hancur terbentur dinding terik
serta badai yang terlalu sombong menarikan tikam.
Hutabolon – Pasir Putih, Okt 08
Komentar
Posting Komentar