Di bawah tiang tanpa bendera, ada yang terburu jadi sore pada
duduk yang melingkar, duduk yang mirip kenduren di surau
paman. Seseorang akan berdiri, lalu pergi ke barat atau
ke timur. Seseorang yang lain, yang bukan kau dan aku,
menyayangkan niat yang tertinggal di paving, di bekas
dudukmu dan dudukku.
Barangkali memang ada yang tumbuh dari bekas duduk yang
berdekatan itu, meski tidak sebagai kembang, juga tidak sebagai
ajaran. Ia yang tumbuh, barangkali melihat ke arah kau dan aku,
setiap kali sore turun, setiap kali angin selatan yang sehat
mencium kembang dadap dari belakang.
“Selain kenangan, apa yang ingin kau sampaikan?”
2012
Alek Subairi
duduk yang melingkar, duduk yang mirip kenduren di surau
paman. Seseorang akan berdiri, lalu pergi ke barat atau
ke timur. Seseorang yang lain, yang bukan kau dan aku,
menyayangkan niat yang tertinggal di paving, di bekas
dudukmu dan dudukku.
Barangkali memang ada yang tumbuh dari bekas duduk yang
berdekatan itu, meski tidak sebagai kembang, juga tidak sebagai
ajaran. Ia yang tumbuh, barangkali melihat ke arah kau dan aku,
setiap kali sore turun, setiap kali angin selatan yang sehat
mencium kembang dadap dari belakang.
“Selain kenangan, apa yang ingin kau sampaikan?”
2012
Alek Subairi
Komentar
Posting Komentar