Aku menemukanmu sebagai kegelapan
ruang yang tenggelam dalam cairan tubuhku
kerajaan pemberontak dengan para jenderal
yang dimahkotai kutukan
Ada banyak hari derit gerbang
yang terbuka itu menggema ke seluruh jazirah
ribuan kuda menyerbu ke hulu air--langit lampus
dan dinding muara yang mengkerut
Sejak itu aku selalu berjalan
di bawah suara lonceng, di bawah bayang
dahan sebuah pohon
Sejak itu pikiranku selalu mengandung kebencian
ketakjubanku pada bulan yang berwarna biru
pada dendam dan kemalangan
Pada retakan telur ular yang baru menetas
Sejak itu kau selalu memainkan seruling
orang-orang menari dalam tubuhku
tubuhku dipenuhi tarian. Tubuhku
menjadi tarian
Aku menemukanmu sebagai daging--
anak seorang jauhari yang malang. Leluhur
kesedihan yang dibuang ke dalam kata-kata
seperti Hermes, topi dan sandalmu bersayap
penafsir musim, penguasa perbatasan
Seperti dirimu aku penguasa sekaligus tawanan
Sejak derit gerbang itu terdengar
aku berkuasa di ruang bawah tanah ini
jazirah yang kau sebut kegelapan,
leluhur kejahatan
Ada banyak hari aku mencium bau nafasmu
menempel di sebatang pohon dengan akar
yang terbenam ke dasar kuburan. Di situ
kau menaruh namaku sebagai muslihat
dan tabir
Sejak itu aku tahu siapa sesungguhnya
penari dan peniup seruling itu
2011
Ahda Imran
ruang yang tenggelam dalam cairan tubuhku
kerajaan pemberontak dengan para jenderal
yang dimahkotai kutukan
Ada banyak hari derit gerbang
yang terbuka itu menggema ke seluruh jazirah
ribuan kuda menyerbu ke hulu air--langit lampus
dan dinding muara yang mengkerut
Sejak itu aku selalu berjalan
di bawah suara lonceng, di bawah bayang
dahan sebuah pohon
Sejak itu pikiranku selalu mengandung kebencian
ketakjubanku pada bulan yang berwarna biru
pada dendam dan kemalangan
Pada retakan telur ular yang baru menetas
Sejak itu kau selalu memainkan seruling
orang-orang menari dalam tubuhku
tubuhku dipenuhi tarian. Tubuhku
menjadi tarian
Aku menemukanmu sebagai daging--
anak seorang jauhari yang malang. Leluhur
kesedihan yang dibuang ke dalam kata-kata
seperti Hermes, topi dan sandalmu bersayap
penafsir musim, penguasa perbatasan
Seperti dirimu aku penguasa sekaligus tawanan
Sejak derit gerbang itu terdengar
aku berkuasa di ruang bawah tanah ini
jazirah yang kau sebut kegelapan,
leluhur kejahatan
Ada banyak hari aku mencium bau nafasmu
menempel di sebatang pohon dengan akar
yang terbenam ke dasar kuburan. Di situ
kau menaruh namaku sebagai muslihat
dan tabir
Sejak itu aku tahu siapa sesungguhnya
penari dan peniup seruling itu
2011
Ahda Imran
Komentar
Posting Komentar