I/
Dengarkan suara kami;
suara pemakan biji-bijian dari ladang petani
mahluk bersayap yang tak bisa terbang tinggi
suami-istri yang menggemakan mantra pagi
bersama langit dan matahari
dengarkan suara kami
hai mahluk berkaki dua,
yang gemar berganti rupa
;musang berbulu domba
elang bermata manusia
jangan terkam kami
dengan cakar-cakar api
jangan santap kami
dengan lidah-lidah benci
biarkan kami menggemakan mantra pagi
sahut-menyahut dengan sesama pemilik taji
mengatakan mimpi kepada para petani
seperti kutu-kutu di ketiak kami;
sekutu bagi ulat-ulat di mata kami…
Bangunkan kami, mahluk yang lebih dulu melihat matahari
di geliat pagi, di ambang mimpi para petani
kami akan menerkammu; suami-istri penggema mantra pagi
merobek-robek dada dan kepalamu
hingga kamu, kutu-kutu di ketiakmu, dan ulat-ulat di matamu
tak akan sempat terkejut dan mengedipkan mata
II/
di tengah ladang petani
ada tetes-tetes darah melayang di udara
melewati berkas cahaya matahari
membiaskan warna merah cemerlang
lalu jatuh di daun jagung yang kering
seekor elang terbang jauh ke angkasa
Bandarlampung, November 2008
Dengarkan suara kami;
suara pemakan biji-bijian dari ladang petani
mahluk bersayap yang tak bisa terbang tinggi
suami-istri yang menggemakan mantra pagi
bersama langit dan matahari
dengarkan suara kami
hai mahluk berkaki dua,
yang gemar berganti rupa
;musang berbulu domba
elang bermata manusia
jangan terkam kami
dengan cakar-cakar api
jangan santap kami
dengan lidah-lidah benci
biarkan kami menggemakan mantra pagi
sahut-menyahut dengan sesama pemilik taji
mengatakan mimpi kepada para petani
seperti kutu-kutu di ketiak kami;
sekutu bagi ulat-ulat di mata kami…
Bangunkan kami, mahluk yang lebih dulu melihat matahari
di geliat pagi, di ambang mimpi para petani
kami akan menerkammu; suami-istri penggema mantra pagi
merobek-robek dada dan kepalamu
hingga kamu, kutu-kutu di ketiakmu, dan ulat-ulat di matamu
tak akan sempat terkejut dan mengedipkan mata
II/
di tengah ladang petani
ada tetes-tetes darah melayang di udara
melewati berkas cahaya matahari
membiaskan warna merah cemerlang
lalu jatuh di daun jagung yang kering
seekor elang terbang jauh ke angkasa
Bandarlampung, November 2008
Komentar
Posting Komentar