ada gumam cuaca
gegas menimpa pucuk cemara.
ada desir tak terpahami, di sini—
siapa pun berjalan, membawa nyawa
atau sekedar menjala suara
dari jejak hampa dan gerak udara
di sendu matamu,
bulan getas melintas, trawas mengeras
—dihantui nyanyi serangga musim panas.
semua menjelma ruang
di mana nafas mengenal sepintas
risalah garis batas
jauh di luar vila, lampu-lampu menyala
walau kabut enggan melikat,
gerimis tersumbat gigil yang pekat.
bersama ungu senyummu, cuaca merabun,
lalu turun, berjajar, dan terlantar
di selasar pagar pudar membelukar
namun,
siapa pun terasa cela ‘tuk datang mencinta
setelah udara sesak cerita
tentang bunga angsana dan duri akasia
yang kau simpan di selubung jiwa
Trawas—surabaya, 2007—2008
gegas menimpa pucuk cemara.
ada desir tak terpahami, di sini—
siapa pun berjalan, membawa nyawa
atau sekedar menjala suara
dari jejak hampa dan gerak udara
di sendu matamu,
bulan getas melintas, trawas mengeras
—dihantui nyanyi serangga musim panas.
semua menjelma ruang
di mana nafas mengenal sepintas
risalah garis batas
jauh di luar vila, lampu-lampu menyala
walau kabut enggan melikat,
gerimis tersumbat gigil yang pekat.
bersama ungu senyummu, cuaca merabun,
lalu turun, berjajar, dan terlantar
di selasar pagar pudar membelukar
namun,
siapa pun terasa cela ‘tuk datang mencinta
setelah udara sesak cerita
tentang bunga angsana dan duri akasia
yang kau simpan di selubung jiwa
Trawas—surabaya, 2007—2008
Komentar
Posting Komentar