Sedang kusulam baju robekku dengan jarum-jarum yang patah, manakala melintas sayap-sayap yang mengikat dari potret-potret purba, bahkan terjatuh dan meretak otak. Aku tidak sedang lesu. Apalagi mulutku masih bisa menyebutmu. Dan engkau termangu dibingkaimu, sambil pelan-pelan dibawa terbang, kau ucapkan satu kata “sodrun”.
Pekalongan, 16 November 2007
Pekalongan, 16 November 2007
Komentar
Posting Komentar