Yang Kau Sebut Kiamat Itu Apa
lalu yang kau sebut kiamat itu apa
apakah gempa tsunami menggila
yang menggulung jutaan manusia di tanah nestapa..
atau peristiwa-peristiwa alam
di tiap siang dan malam..
atau mungkin manusia-manusia bobrok yang bebas saja bertransaksi kelamin,isi perut,dan darah-darah anyir bergenangan di pasar pembantaian..
tuhan melihatmu.tentang apa yang kau lakukan..
wajah-wajah kepalsuan memenuhi layar kehidupan..
banyak yang lupa baca bismillah..
atau sekedar temungkul doa di subuh buta..
dan selalu saja hanyut di denyut zaman yang menghitam..
lalu yang kau sebut kiamat itu apa
apakah kutub utara yang meleburkan kematian..ataukah perut bumi yang memuntahkan lahar yang amat panas
tuhan tlah mengingatkanmu..
hidup hanyalah secabik realita hitam putih..
sebuah persinggahan di dunia ketiga..
dan takkan pernah abadi..
lalu yang kau sebut kiamat itu apa
ungkapkanlah wahai mulut-mulut zaman dan para musafir pengelana..
ungkapkanlah..
tapi yang jelas..
Al-Qaariah dan Al-Zalzalah takkan pernah mengingkari janjinya..
begitu dahsyat dengan jerit membahana..
kiamat itu pasti akan datang padamu..
bisa saja hari ini atau mungkin besok..
siapa tahu...
denyut zaman,16 7 08
Denyut Pagi Sejengkal Pesisir
dari tarusan kuselusuri sejengkal pesisir
secangkir kopi hangat di subuh buta
embun dingin dan kabut-kabut putih
mengambang saja di balik jas dinginku
sepertinya pagi ini tanpa matahari
kaki-kaki gerimis berjuntaian
menetesi tudung petani
juga kolam mujair di perempangan sawah
di sepanjang jalan kusaksikan denyut kehidupan
yang mulai menggeliat
bus-bus pagi memecah keheningan jejalanan sepi
menyusuri punggung-punggung bukit
lalu dari kejauhan
tampak reriringan bocah sekolahan
dengan dekih tawa yang bertebaran di wajah mereka
menghirup dinginnya pucuk pagi
barung-barung belantai
di sepanjang jalan
kulihat dusun-dusun mulai terbangun
untuk menimba peluh yang mengering kemaren
dan mencuci mimpi dalam hari ini yang entah
pucuk pagi,17 juli 2008
Bus Sore
halte tua itu masih saja merenungi hari
yang pernah menjadi pelerai masa sekolah kita
di masa dulu
kini tak jauh beda
bocah-bocah kecil,ibu-ibu muda,dan para buruh
masih bergelantungan
menanti bus sore
di setiap persimpangan
suara lantang kenek
dan nyanyian pengamen
menjadi santapan kuping
sambil memajang wajah ke hiruk pikuk jejalanan
bus sore melarikan lelah
ke halaman rumah
pucuk pagi,18 juli 2008
Mimpi Itu Berulang-ulang
mimpi itu berulang-ulang.mimpi buruk
lewat celah jendela
mulut bedil menghantui
wajah-wajah kesetanan
juga tombak runcing yang berlalu lalang
di desiran darah
siang dan malam begitu mencekam
pada keremangan lampu jalan
perbatasan sengketa menggeliat
agama,suku,adat,dan ideollogi bertelanjangan
rumah-rumah tuhan berlarian
meninggalkan subuh berdarah
dan para bocah tak kuasa mencicipi mimpi pahit
usia berguguran dikoyak-koyak keangkuhan
mimpi itu berulang-ulang.mimpi buruk
kematian bergenangan saja di tanah pertikaian
denyut zaman,19 juli 2008
Jeritan Hati Seseorang
entah sampai kapan kuharus memanen tangis
mataku sembab diziarahi nestapa
kematian itu
kematian itu berlari membawa ribuan keranda
pontang panting di desember berdarah
O'semua reras semua bertelanjangan
wajahku tersayat-sayat
sakit
ngilu
O"sungguh aku tak sanggup lagi,sungguh
dan kenapa jantungku
isi perutku
dan seonggok tubuh yatim malang
masih saja bebas berkeliaran di dunia kejam ini
kenapa
O"tak pelak
setetes harapanku membusuk
menjadi bangkai di pepuingan senja
aku ingin menjadi tanah
selamanya
badai pelabuhan,22 juli 2008
lalu yang kau sebut kiamat itu apa
apakah gempa tsunami menggila
yang menggulung jutaan manusia di tanah nestapa..
atau peristiwa-peristiwa alam
di tiap siang dan malam..
atau mungkin manusia-manusia bobrok yang bebas saja bertransaksi kelamin,isi perut,dan darah-darah anyir bergenangan di pasar pembantaian..
tuhan melihatmu.tentang apa yang kau lakukan..
wajah-wajah kepalsuan memenuhi layar kehidupan..
banyak yang lupa baca bismillah..
atau sekedar temungkul doa di subuh buta..
dan selalu saja hanyut di denyut zaman yang menghitam..
lalu yang kau sebut kiamat itu apa
apakah kutub utara yang meleburkan kematian..ataukah perut bumi yang memuntahkan lahar yang amat panas
tuhan tlah mengingatkanmu..
hidup hanyalah secabik realita hitam putih..
sebuah persinggahan di dunia ketiga..
dan takkan pernah abadi..
lalu yang kau sebut kiamat itu apa
ungkapkanlah wahai mulut-mulut zaman dan para musafir pengelana..
ungkapkanlah..
tapi yang jelas..
Al-Qaariah dan Al-Zalzalah takkan pernah mengingkari janjinya..
begitu dahsyat dengan jerit membahana..
kiamat itu pasti akan datang padamu..
bisa saja hari ini atau mungkin besok..
siapa tahu...
denyut zaman,16 7 08
Denyut Pagi Sejengkal Pesisir
dari tarusan kuselusuri sejengkal pesisir
secangkir kopi hangat di subuh buta
embun dingin dan kabut-kabut putih
mengambang saja di balik jas dinginku
sepertinya pagi ini tanpa matahari
kaki-kaki gerimis berjuntaian
menetesi tudung petani
juga kolam mujair di perempangan sawah
di sepanjang jalan kusaksikan denyut kehidupan
yang mulai menggeliat
bus-bus pagi memecah keheningan jejalanan sepi
menyusuri punggung-punggung bukit
lalu dari kejauhan
tampak reriringan bocah sekolahan
dengan dekih tawa yang bertebaran di wajah mereka
menghirup dinginnya pucuk pagi
barung-barung belantai
di sepanjang jalan
kulihat dusun-dusun mulai terbangun
untuk menimba peluh yang mengering kemaren
dan mencuci mimpi dalam hari ini yang entah
pucuk pagi,17 juli 2008
Bus Sore
halte tua itu masih saja merenungi hari
yang pernah menjadi pelerai masa sekolah kita
di masa dulu
kini tak jauh beda
bocah-bocah kecil,ibu-ibu muda,dan para buruh
masih bergelantungan
menanti bus sore
di setiap persimpangan
suara lantang kenek
dan nyanyian pengamen
menjadi santapan kuping
sambil memajang wajah ke hiruk pikuk jejalanan
bus sore melarikan lelah
ke halaman rumah
pucuk pagi,18 juli 2008
Mimpi Itu Berulang-ulang
mimpi itu berulang-ulang.mimpi buruk
lewat celah jendela
mulut bedil menghantui
wajah-wajah kesetanan
juga tombak runcing yang berlalu lalang
di desiran darah
siang dan malam begitu mencekam
pada keremangan lampu jalan
perbatasan sengketa menggeliat
agama,suku,adat,dan ideollogi bertelanjangan
rumah-rumah tuhan berlarian
meninggalkan subuh berdarah
dan para bocah tak kuasa mencicipi mimpi pahit
usia berguguran dikoyak-koyak keangkuhan
mimpi itu berulang-ulang.mimpi buruk
kematian bergenangan saja di tanah pertikaian
denyut zaman,19 juli 2008
Jeritan Hati Seseorang
entah sampai kapan kuharus memanen tangis
mataku sembab diziarahi nestapa
kematian itu
kematian itu berlari membawa ribuan keranda
pontang panting di desember berdarah
O'semua reras semua bertelanjangan
wajahku tersayat-sayat
sakit
ngilu
O"sungguh aku tak sanggup lagi,sungguh
dan kenapa jantungku
isi perutku
dan seonggok tubuh yatim malang
masih saja bebas berkeliaran di dunia kejam ini
kenapa
O"tak pelak
setetes harapanku membusuk
menjadi bangkai di pepuingan senja
aku ingin menjadi tanah
selamanya
badai pelabuhan,22 juli 2008
puisi adalah gambaran kehidupan yang sejati
BalasHapuspuisi itu adalah keseimbangan spiritual,pikiran,dan perasaan