KRUPUK
bisikmu menggema, ketika aku menolak jadi pelengkap gagap
pada santap nan lezat, ramai kenduri di beranda
aku sudah dewasa, dalam pertapan maha tak ada,
kau ijabkan aku dengan nasi jantan,
nasi yang membuat romamu abu dan keringku jatuh,
sejatuh lekuk samsara
sanggupkah aku berlindung dari liuk pepasir
sebab lahirku dari debu sebutir, halus kanji terigu
dan tangan tak henti menimang tembang :
membentuk lamat kusam
sampai aku dijeram di siang matang
menunggu tubuh kurus kerontang
untuk dibudak dalam kelam
sekelam ingatan masyuk dalam pendiang
akhirnya, minyak jahanam merendam tubuh
hingga tumbuh wujud gemaruk, melambai mata
padahal rasaku tiada
2007
bisikmu menggema, ketika aku menolak jadi pelengkap gagap
pada santap nan lezat, ramai kenduri di beranda
aku sudah dewasa, dalam pertapan maha tak ada,
kau ijabkan aku dengan nasi jantan,
nasi yang membuat romamu abu dan keringku jatuh,
sejatuh lekuk samsara
sanggupkah aku berlindung dari liuk pepasir
sebab lahirku dari debu sebutir, halus kanji terigu
dan tangan tak henti menimang tembang :
membentuk lamat kusam
sampai aku dijeram di siang matang
menunggu tubuh kurus kerontang
untuk dibudak dalam kelam
sekelam ingatan masyuk dalam pendiang
akhirnya, minyak jahanam merendam tubuh
hingga tumbuh wujud gemaruk, melambai mata
padahal rasaku tiada
2007
maaf. aku tidak bermaksud mengomentari sajak-sajakmu meski sudah beberapa kali kamu memintaku untuk mengomentari itu. tak ada alasan untukku mengapa tak ingin mengupas sajakmu terlalu jauh karena kau sendiri masih terus belajar, dan dalam proses belajar itu, kurasa tak ada salahnya kita sedikit berbagi.
BalasHapustanpa ada niat untuk menjadi lebih pintar sendiri, bukan?
dari sajak-sajak yang sudah pernah aku baca sebelumnya, sajak ini sudah ada peningkatan dalam hal imajinasi. namun menurutku sajakmu masih belum berbagi dengan pembaca/orang lain. beberapa diksi sudah kuat namun terpatah atau tak selesai. sajakmu berjudul krupuk namun aku tak melihat hal lain yang ingin kau garap dalam filosofi krupuk itu sendiri. hal klise/ umum masih aku temukan
oke, aku rasa seitu aja dulu, aku tak mau terlalu banyak. tetap mencari dan tak pernah lelah untuk mencoba.
selalu rendah hati dan mau berbagi dengan siapa saja.
salam.
Kamu ternyata 'masih muda'. Semua ciri 'kemudaan' ada pada kamu. Dewasalah!
BalasHapus