sebab terlalu malam, parasmu merah
tak kunjung padam. sehabis siang, kau
muai di tunai senja. sembari membeber
tubuhmu dari rahasia. barulah kutahu
segala, bahwa diriku terlampau sederhana.
dari tenun emasmu juga ikat payung yang
kau unduh. sebelum hujan menghunjam
di rentas ragu. dengan musim belagu,
gentarlah kularung kau ke Laut Aru.
melepas kepingan tubuhmu di silang
penjuru. sampai pupuslah duka dalam
mantramku, dalam doa riuh rendahku,
dari gerimis lumpuh yang lalai di panjang
tidurku
2008
tak kunjung padam. sehabis siang, kau
muai di tunai senja. sembari membeber
tubuhmu dari rahasia. barulah kutahu
segala, bahwa diriku terlampau sederhana.
dari tenun emasmu juga ikat payung yang
kau unduh. sebelum hujan menghunjam
di rentas ragu. dengan musim belagu,
gentarlah kularung kau ke Laut Aru.
melepas kepingan tubuhmu di silang
penjuru. sampai pupuslah duka dalam
mantramku, dalam doa riuh rendahku,
dari gerimis lumpuh yang lalai di panjang
tidurku
2008
Komentar
Posting Komentar