pada remang cahaya kunang-kunang
di sebuah kebun
ada perempuan berambut panjang
dengan mata serupa bulan
perempuan itu
telah memberiku sebilah pedang
”aku hanya menunggu kau bunuh diri
dan menjadi hantu”
ujar perempuan
serupa dengung kawanan lebah
dari dasar lembah
ada debar yang menggetarkan tanah kebun
ketika perempuan bergegas ke arah malam
meninggalkan kebun
meninggalkan aku
pohon yang sebentar lagi memberinya buah
”aku ingin menua bersamamu
dan melahirkan benih baru
dari rencana cuaca di pepohonan lain”
“aku hanya singgah
agar tunai dendam pedang
di masa kecilku”
November 2007
sajak Fitri Yani
di sebuah kebun
ada perempuan berambut panjang
dengan mata serupa bulan
perempuan itu
telah memberiku sebilah pedang
”aku hanya menunggu kau bunuh diri
dan menjadi hantu”
ujar perempuan
serupa dengung kawanan lebah
dari dasar lembah
ada debar yang menggetarkan tanah kebun
ketika perempuan bergegas ke arah malam
meninggalkan kebun
meninggalkan aku
pohon yang sebentar lagi memberinya buah
”aku ingin menua bersamamu
dan melahirkan benih baru
dari rencana cuaca di pepohonan lain”
“aku hanya singgah
agar tunai dendam pedang
di masa kecilku”
November 2007
sajak Fitri Yani
seperti sebuah mata rantai dan traumatik panjang tentang itu
BalasHapussungguh, membuat setiap hati tertegun dan terkesan
ada hal-hal yang tak selesai memang
BalasHapusmembuatmu sedikit bergumam pada perempuan di sebuah kebun
namun adakah hal lain yang kaulihat di matanya yang berembun?
biografi yang dirangkai oleh sajak itu (red: tentang aku lirik dan perempuan itu) merupakan biografi yang bergerak. ada pengamatan yang dalam di dalam sajak ini. seperti:
BalasHapus"ada debar yang menggetarkan tanah kebun
ketika perempuan bergegas ke arah malam
meninggalkan kebun
meninggalkan aku
pohon yang sebentar lagi memberinya buah"
ini menyatakan keseriusan penyair di dalam melakukan pengamatan dan pengendapan di dalam dirinya. inilah kelebihan daripada sajak-sajak fitri yani. pengamatan terhadap objek sangat mendalam. tetapi, kita juga harus sadar, bahwa puisi yang menuliskan biografi seperti sajak di atas ini, adalah latar suasana. sajak membutuhkan suasana di dalam pengungkapannya. seperti sajak goenawan mohhamad yang Asmaradana ....."ia dengar kepak sayap kalelawar...", betapa kesunyiannya digambarkan oleh kepak kalelawar...mungkin hal-hal semacam itu yang penyairnya belum dapatkan. kita menceritak orang, tentu ada saat-saat di mana objek yang kita tuliskan mengeluarkan aktivitas yang puitik lengkap dengan lingkungannya.
tapi secara keseluruhan, sajak ini berkesan. karena:
”aku ingin menua bersamamu
dan melahirkan benih baru
dari rencana cuaca di pepohonan lain”
wassalam