Dari jalanan ketika kau bekerja cuma
dibayar dengan berita dan terpaksa
pulang dengan persiapan berkelai dengan istri
dari jalanan pula aku mainkan yang bisa
dan sesekali menghitung siapa yang telah
menembak tubuhku lewat balik jendela
lalu aku pun mati dan bangkit lagi
bangkit dan mati lagi, mati dan bangkit lagi lagi
tanpa tahu siapa berkuasa atas kejadian itu
sebab ketika tepat di depan pintu rumah
istriku pun telah menyiapkan selembar
kafan putih bertulis :
"Kami telah putuskan untuk memotong
alat kelamin suami-suami kami, yang telah
membikin kami bolak-balik melakukan abortus!"
dari jalanan aku kuburkan potongan alat kelaminku
dan mayat anak-anakku. Dari jalanan pula
aku mainkan yang bisa:
"Berlari dan makin berlarian,"
Gresik, 1994
Puisi H.U. Mardi Luhung diambil dari Antologi Puisi "Terbelah Sudah Jantungku"
dibayar dengan berita dan terpaksa
pulang dengan persiapan berkelai dengan istri
dari jalanan pula aku mainkan yang bisa
dan sesekali menghitung siapa yang telah
menembak tubuhku lewat balik jendela
lalu aku pun mati dan bangkit lagi
bangkit dan mati lagi, mati dan bangkit lagi lagi
tanpa tahu siapa berkuasa atas kejadian itu
sebab ketika tepat di depan pintu rumah
istriku pun telah menyiapkan selembar
kafan putih bertulis :
"Kami telah putuskan untuk memotong
alat kelamin suami-suami kami, yang telah
membikin kami bolak-balik melakukan abortus!"
dari jalanan aku kuburkan potongan alat kelaminku
dan mayat anak-anakku. Dari jalanan pula
aku mainkan yang bisa:
"Berlari dan makin berlarian,"
Gresik, 1994
Puisi H.U. Mardi Luhung diambil dari Antologi Puisi "Terbelah Sudah Jantungku"
mungkin ciri khas sajak Mardi Luhung, adalah loncatan-loncatan dalam sajaknya. Imaji yang liar.
BalasHapustokoh yg terpuruk ( ? )...sendiri...dan semua karena ulahnya sendiri !
BalasHapusmungkin aliran saya adalah selalu melihat kesan keindahan yang dihasilkan kata.
BalasHapusmemang mardi luhung ingin menceritakan kesan pahit nya. tapi nga tau y, saya lbh suka klo ending nya diganti
it's okey, kejujuran dari hati yang telah lelah.
BalasHapusmaaf, tadi sudah kasih komentar
BalasHapussaya suka dengan gaya bahasanya yang 'menusuk'
BalasHapusIdenya terbaca melalui alurrnya..
BalasHapussarat makana
dalammmmmm
itulah realita kebobrokan moral
Pemakaian frase yang luar biasa, namum lompatan isi dari bait ke bait terasa terlalu jauh. Hal ini bisa berarti baik hanya kalau pembaca memiliki imajinasi yang memadai. Untuk puisi ini kata-katanya cukup sadis. Saya terkejut, terpukau dan terpolusi sekaligus.
BalasHapusmardi luhung lihai dlm pengungkapan,lewat simbol2 dan imaginasinya yg liar justru di peroleh lewat kejadian2 sehari hari di sekitar kita,namun memberi arti yg kuat pada sajaknya
BalasHapusmardi luhung lihai dlm pengungkapan,lewat simbol2 dan imaginasinya yg liar justru di peroleh lewat kejadian2 sehari hari di sekitar kita,namun memberi arti yg kuat pada sajaknya
BalasHapus