di keningmu. telah aku lama menerka-nerka jalan yang patut
untuk kubaca bersama angin
disanalah pelan kau menyindirku dalam sejemput malam yang buat aku gamang
“keranjang apa kiranya yang kau bawa bersama kereta kuda”
selalu demikian.
kau pampang pintu lebar yang bersahut-sahut memanggilku untuk duduk bersila
“ambil lah sesukamu saja!” sembari menyodorkanku segala apa kau punya—walau hematku biasa saja
tapi di keningmu menyayat garis lurus berlampu gemintang yang sedang aku tuju
hingga keningku keningmu sepadan diadu
dan hai!—jembatan tak terbangun dari pohon-pohon keningmu
Padang, 2007
untuk kubaca bersama angin
disanalah pelan kau menyindirku dalam sejemput malam yang buat aku gamang
“keranjang apa kiranya yang kau bawa bersama kereta kuda”
selalu demikian.
kau pampang pintu lebar yang bersahut-sahut memanggilku untuk duduk bersila
“ambil lah sesukamu saja!” sembari menyodorkanku segala apa kau punya—walau hematku biasa saja
tapi di keningmu menyayat garis lurus berlampu gemintang yang sedang aku tuju
hingga keningku keningmu sepadan diadu
dan hai!—jembatan tak terbangun dari pohon-pohon keningmu
Padang, 2007
Komentar
Posting Komentar