dipeluk angin november dalam rintik
ada rindu yang berbisik
berapa lama hujan tersulam dari seberang
terbawa tawa angin yang menggiring
hingga sajak tak terus merangkak
mengerjap dalam ketukan dan detak
berapa lama genangan langkah kita
tinggalkan tapak dalam basah tanah
hingga matahari pagi tak lagi sempat
membakar pucuk kenanga
dipeluk angin november yang renyah
aku teringat tentang jeda yang kita punya
di sudut teluk rambutmu terurai
dan aku hanya bisa tergagap saja
langit sepertinya memahami
dalam setiap hari yang berganti
dan rindu yang yang enggan menepi
sore, 10Nov07
ada rindu yang berbisik
berapa lama hujan tersulam dari seberang
terbawa tawa angin yang menggiring
hingga sajak tak terus merangkak
mengerjap dalam ketukan dan detak
berapa lama genangan langkah kita
tinggalkan tapak dalam basah tanah
hingga matahari pagi tak lagi sempat
membakar pucuk kenanga
dipeluk angin november yang renyah
aku teringat tentang jeda yang kita punya
di sudut teluk rambutmu terurai
dan aku hanya bisa tergagap saja
langit sepertinya memahami
dalam setiap hari yang berganti
dan rindu yang yang enggan menepi
sore, 10Nov07
dimana mana ketemu ya?
BalasHapusyang ini puisinya tampak laen om.
hehehe...
salam dari si pecinta ungu
http://crystalistgita.blogspot.com/
rasa gitu juga selalu ada dalam bait-bait bertabur coklat conello, juga dibulan november, apa november punya cita rasa sendiri ya ?
BalasHapus