(dari Al-Faizi)
dan aku tulis namamu ebrsama sore di tengah kecemasan
antara puas dahaga dan sebungkus luka di meja senja
waktu tiba ketika kita bersantap dengan sepiring gelisah
disaksikan matahari yang ditutup malam
(untuk Al-Faizi)
Malam yang dijaga bintang yang bersinar dari mataku
mata yang tak henti memandang bulan dibalik kelam
yang menyimpan dongeng perempuan di singgasana purnama
Yang kemudian turun ketika gelisah berarak
Arakarakan yang mengusung hujan yang rindu tanah ibu
Ibu yang mengajariku sabar kala kemarau
tiba dan bersyukur ketika hujan menari
dan aku tulis namamu ebrsama sore di tengah kecemasan
antara puas dahaga dan sebungkus luka di meja senja
waktu tiba ketika kita bersantap dengan sepiring gelisah
disaksikan matahari yang ditutup malam
(untuk Al-Faizi)
Malam yang dijaga bintang yang bersinar dari mataku
mata yang tak henti memandang bulan dibalik kelam
yang menyimpan dongeng perempuan di singgasana purnama
Yang kemudian turun ketika gelisah berarak
Arakarakan yang mengusung hujan yang rindu tanah ibu
Ibu yang mengajariku sabar kala kemarau
tiba dan bersyukur ketika hujan menari
Komentar
Posting Komentar