Afrizal menyelam
dalam sungai yang meluap dari sela jemarinya
rumahnya terapung di antara kepulauan
dengan lembu gelap berenang melintasi kamal
Afrizalmenjadi hujan membasahi tanahtanah puisi di pesisir timur
Ada yang mengeras dan menjadi tugu
di depan billboard reklame rokok kretek yang membakar lahan kota.
Gedunggedung mengecat dindingnya dengan sisa hutan
dan laut yang kurus.
Sebuah kedai minum cocacola dan lahang di pinggir kenangan
Tanahtanah menulis rindu dan Afrizal menjadi kali anakanak kampung
mandi lumpur dengan puisi berbau vaksin
dalam sebotol pertemuan di kesunyian yang gaduh
Gaduh yang seperti Afrizal dipenuhi potonganpotongan
kota yang tersekat di barisbaris
penyebrang jalan
081703634xxx
Komentar
Posting Komentar