*buat ApSas yang mau bernostalgia seputar kereta :)
"Hey...turun kamu!"
"Iya kamu!...turun cepat!"
Pak polisi mengayunkan bambu panjangnya
menghardik puluhan orang yang berlarian
kabur ke kiri dan ke kanan pada pagi
di atas atap gerbong kereta Bogor-Kota
di stasiun Pasar Minggu
wajah-wajah itu memucat bergidik ngeri
takut terkena pukulan batang bambu
di sudut di antara sambungan 2 gerbong
pemuda kurus berjaket hitam lusuh membatin
pak polisi
bukan karena senang aku duduk diatas dilibas angin
bukan karena lebih nyaman duduk di sana
di banding berdiri berjubel berdesak-desakan
sampai baju koyak berkeringat di dalam gerbong keretamu
sungguh bukan karena itu
aku duduk di atas membayahakan diri di gerbong keretamu
karena aku memang ingin bebas tarif
uangku sedikit
hidupku sulit
makanpun ku irit-irit
tidakkah kau lihat pak polisi
badanku yang tinggal tulang dan kulit?
saat aku punya duit
sesekali aku juga lebih suka beli tiket kok pak
daripada ditagih dan tertangkap di atas gerbong
dan uangku malah masuk kantongnya petugas kereta
yang biasanya bertopi mirip denganmu
yang kemana-mana biasanya bawa kunci tang
pembolong tiket penumpang**
Epri Tsaqib 2001
**Kepada semua jajajaran PJKA aku minta maaf
kuyakin tidak semua petugas pembolong tiketmu seperti dalam puisi ini
sekali lagi ini cuma oknum barangkali...hiks
Komentar
Posting Komentar