-sine, jangan menangis lagi
di luar, gerimis begitu giris
beranda itu ingin kembali menjadi saksi setiap
pertemuan rindu dan percakapan mesra seperti dulu.
"denyut jantung mereka, denyut jantung matahari,"
sofa dan asbak kayu mengenang.
"seseorang menangis, yang lain memeluknya.
dan mereka tak bersedih," masa lalu membayang di pintu.
"ribuan merpati berterbangan dari tangan mereka
dengan pita-pita putih melingkar di lehernya,"
vas bunga pun terkenang.
dan gerimis yang lebih keras dari semalam,
tak sanggup menyembunyikan tahun-tahun kecemasan.
beranda itu mengeja gemericiknya
menjadi sebuah biografi kesedihan yang panjang.
kenangan penuh debu. beranda itu,
sepi merah hati rindunya. hingga suatu pagi,
sesobek koran yang dibawa angin ke beranda itu
memuat berita perkosaan, pembunuhan, lpeledakan bom
dan demonstran yang ditembak aparat keamanan.
meja bambu teringat kecemasan
yang mengalir dari kelopak mata qabil
saat menatap liang lahat yang digali burung gagak
sehabis pembunuhan pertama , berucap vas bunga,
"mereka tinggalkan beranda, untuk saling
membakar dadanya.
membuat novel dari senjata dan penjara."
di luar, gerimis masih giris, beraqnda itu ingin
menyaksikan mereka pulang dan bercakap lagi bersama.
menyeka debu di sekujur kenangan, tembok
meja bambu, sofa, vas bunga dan asbak kayu.
sungguh, beranda itu ingin ...
di luar, di antara giris,
tiba-tiba gerimis seperti menemukan sesuatu
dan berteriak,
"ahimsa, ... ahimsa! dimana lelaki itu?"
Bangkalan, 2000-20001
Komentar
Posting Komentar