setelah kutemui kau yang lain
yang bukan bayang bayang diri
yang bermula dari apsir, kerikil dan batu
ternyata bumi bukan satu
setelah berbulan bulan kucari
kutemukan kau yang murni di bening telaga
cahaya yang merambat di bunga teratai
yang memancar dari jiwa yang luka
melumuri dingin dinding hati
inikah jalan yang kau janjikan
jalur matahari dari tubuhmu yang panas
dari kawah gunung berapi tempat samadi
menyemburkan asap dan kenangan hidup
yang debu kembali debu
yang batu melelh ke bumi
hanya angin yang mengekalkan kesunyian
adakah yang akan menemukan batu hitam
dalam diri, yang tertahan di gelap malam
karena warna biru yang selalu kau kenakan
hanyalah sunyi ladang tak tergarap
Batuan- Sumenep, 2006
Komentar
Posting Komentar