tak ada pernah kabut ragu diantara telaga maya kita
airnya tenang, sejuk nan damai
selalu mampu melepaskan dahagaku dan dahagamu
yang menghantui mimpi tidurmu, adalah
kepastian didunia realitas
walau sesungguhnya hanya dengan telaga maya itupun
aku yakin dan tak akan pernah surut kecewa
namun dunia realitasmu penuh timbang rasa
penuh himpitan kesepian yang kau sendiri tahu bahasanya
dan kini ketika kepastian itu harus tertunda
basah matamu membanjiri sepiku disini, sampai menyeret
membenamkanku kedalam lautan ketakutan
lorong panjang yang semula terang
oleh kilau genggaman permatamu semakin memanjang
dan sesekali aku tergugah habis nafas, terkesiap
oleh menjauhnya suaramu sayup sayup
aku berlari mengejar tak hiraukan diri yang tertinggal
berlari terus menjaga jangan mengecil kerdip kilaumu
hingga masih sanggup kudengar suara melirih
hingga tak tahu lagi kemana wujud bersisa
Hiroshima, Tuesday.2006.08.29.16:25
Komentar
Posting Komentar