lengas nafas lepas terbawa angin meriuh digelap pulang lunglai tulang
berkejar-kejaran direranting dan dedaun semusim
berbisik-bisik dibelukar punggung bukit mengusik tidur batu-batu
sampai pupus terjerumus tanpa jejak didebu-debu angin
yang menebal nakal
menghampiri liar
menempel diraut-raut wajah pucat memutih lalu lalang
pada saat senja merebak mengantarkan malam
debu anginlah yang merekam ingatan serta guratan demi guratan
menjadikannya gurindam bisik belukar dan mimpi batu-batu
walau sering sebelumnya terhempas pergi ditepis percuma
dan terbang mengikuti tarian luruh dedaun kering
atau hanyut bersama bening aliran hujanberulang,
bersiklus, berlingkar lingkar tak henti
namun anginlah yang menghidupi siklus ini
pada angin lengas nafas ini menitipkan gundah rindu untukmu
Hirokosaten Kure Hiroshima, Woensdag.2006.08.16.0:08
Komentar
Posting Komentar