Balada Carok*
datanglah padaku di langit lazuardi
sudah kunanti berhari-hari
sudah lama kuduga musuh
ternyata bayangan diri yang resah
sudah lama ingin kulupakan semua
namun telah terhunus nafsu dunia
pada pengkhianatan pertama
hanya karena bisik bisik tetangga
telah kupercayakan hinaan diri
telah kuyakini kebenaran hati
lebih baik berputih tulang
daripada berputih mata
permainan memang seimbang
dengan jantan telah kutantang
dia bawa clurit panjang
aku bawa hati murni yang tenang
dia lari tunggang langgang
malu pada diri yang gamang
sama sama masih merasa nikmat dunia
sama sama masih luka oleh derita
pewaris tahta kekerasan para leluhur
di kalbu tanah tandus berkapur
sejak raja raja, penjajah hingga merdeka
namun merdeka dari kekerasan hanya
dongeng pelipur lara
muaranya hanya di hati
Sumenep, 2005
Penyelesaian masalah dengan bertarung menggunakan clurit karena harga diri terinjak-injak
datanglah padaku di langit lazuardi
sudah kunanti berhari-hari
sudah lama kuduga musuh
ternyata bayangan diri yang resah
sudah lama ingin kulupakan semua
namun telah terhunus nafsu dunia
pada pengkhianatan pertama
hanya karena bisik bisik tetangga
telah kupercayakan hinaan diri
telah kuyakini kebenaran hati
lebih baik berputih tulang
daripada berputih mata
permainan memang seimbang
dengan jantan telah kutantang
dia bawa clurit panjang
aku bawa hati murni yang tenang
dia lari tunggang langgang
malu pada diri yang gamang
sama sama masih merasa nikmat dunia
sama sama masih luka oleh derita
pewaris tahta kekerasan para leluhur
di kalbu tanah tandus berkapur
sejak raja raja, penjajah hingga merdeka
namun merdeka dari kekerasan hanya
dongeng pelipur lara
muaranya hanya di hati
Sumenep, 2005
Penyelesaian masalah dengan bertarung menggunakan clurit karena harga diri terinjak-injak
Komentar
Posting Komentar