langit melintas lenggang
tak cemburu; warna yang lebih
burung-burung mei sibuk
seperti tari yang tak mesti getir,
tak ganjil, sekejap lebih hidup dari syahwat,
baju biru, lalu
dalam lenggang, patahan gerbang
dicambuk angin-Kehadiran yang diam-diam
Janji tuk berkawan, bukan
sebuah peran membasuh embun
dalam dini hari: pada pakis sumur,
aku tertegun, jiwa yang rabun
cuma menulis bunga-bunga liar-
riuh saling bersahut ke batu
bukan mayat
siang dalam shalat-
sampar yang tak hikmat
yang berebut keramat-
ada yang lintas
seperti bualan
: di sini kau berkerudung
sekedar menduga-duga
sebuah tema
magrib raung birahi:
jalan itu sibuk hati yang pemurah
sebuah jeda menyatu dan uzur
seperti kemenyan siang melengkung
seribu tahun meniup trompet aku buta
magrib masuk lewat jendela
(Surabaya, 2006)
Komentar
Posting Komentar