Stein membara, bergelegak riuh amarahnya di penghujung hari menjelang malam Gelimang darah serdadu membasahi bumi di atas tanah ia memulai kisahnya tatapan matanya dingin meradang alunan nafasnya seakan berapi jeritnya menggeletar malam dikelilingi para ksatria berkuda milik sang kaisar, Louis XI Para ksatria telah mengepungnya seorang diri ia mempertahankan kisahnya kini hanya pedang terhunus, setia mendampinginya di balut darah, mengalir di mata sang pedang Stein tak beranjak dari takdirnya, ketika pesona kematian menggodanya tiada ketakutan paling menakutkan selain kesetiaannya pada derita “akan ku akhiri pertempuran ini dengan kekokohan jiwaku, akan ku mulai kemenangan ini dengan penghakiman di tubuhku, aku akan terbebas setelah alunan malam!” tiada gentar Stein mengulum kisahnya
Agustus 2006, Leonowens SP
Komentar
Posting Komentar