Bendungan yang menahan maaf segera ambrol
tak tertahan lagi membuncah bah menuju
kuasamu yang ranum bak payudara anak dara
seukuran sekolah menengah pertama.
Hari ini maaf telah berubah jadi harimau sejak
kemari bermetamorfosa dari domba-domba.
Lawan! Melawan pelawan! Ketakutan kadang
membalik diri jadi keberanian atas kekuatan dan keniscayaan.
Marilah kita lihat permainan ini
setelah kerelaan pasrah di bibir yang menghisap madu
tersebab hujan selalu membawa petir.
Aku tahu ketakuan berpindah tangan dari luka kesepian
dan memeluk mesra kenistaan.
Lawan! Tirani bergelombang pasang kemunafikan bermodal kekosongan dan keangkuhan. Mari lawan!
Andalas Padang, April 2006
Abdullah Khusairi, lahir di Sarolangun, 29 tahun lalu. Aktif menulis sejak mahasiswa. Cerpen, puisi, artikel dan esai sering muncul di koran-koran daerah. Salah satu cerpennya terkumpul dalam La Runduma (CWI 2005) atas nominasi dalam Lomba Cerpen Creative Writing Institute (CWI) 2005. Kini masih aktif sebagai pekerja kata. Email : Abdullah_khusairi@yahoo.co.id, Phone Mobile +628126714240, Telp +62751 78 292 90
Komentar
Posting Komentar