ada banyak nama, hilang
dibalik lembar kitab-kitab yang terbakar
menjadi setumpuk kayu api
membara menjilati pantat kursi-kursi
ada banyak senja, pergi
saat kuselami sunyi di tepi-tepi hari
entah, telah berapa ruang kosong kusinggahi
dan aku tak sungguh-sungguh sendiri, siapakah?
pada tiap tikungan, seperti
kudengar langkah kaki merapal mantra
ah, cuma pejalan, bergegas mengemasi cemas
diantara tangis debu dan jerit batang padi
ada jemari hati mengetuki pintu, terburu
aku makin ragu, dengan kata apa kusebut namamu?
Komentar
Posting Komentar