ada yang datang meresap dari gerbang ubun-ubun.
hanya secuil salam tanpa kisah pembuka.
seketika tanpa jeda jemari suci itu menyalurkan inginnya.
jasad menggigil kelu terasa menyebar ke seluruh noktah sel tubuh.
perih menjangat menyusuri syaraf.
mengaduh laksana bilahan belati melepaskan daging dari rangka.
aliran dingin pun mengarus dari titik berpijak.
setiap luas jasad merasakan sayatan demi sayatan detik perdetik
hingga gelinjang erangan tak mampu menahan satu sentakan.
diripun mengapung...
*
Pakcik Ahmad lahir Februari 1970. Karyawan sebuah perusahaan telekomunikasi asing di Jakarta. Saat ini aktif di beberapa milis puisi catatan. Puisi baginya adalah sebuah palagan untuk kejujuran yang semakin langka.
Puisi Nominasi Sayembara Puisi Puitika Edisi Mei 2006
Dengan Tema " Kematian dan Penderitaan"
Tanpa Komentar Dukungan
Komentar
Posting Komentar