Lahir di Surabaya 14 Oktober 1972.Menamatkan studinya di Fakultas Sastra Unair. Menulis puisi, esei, cerpen dan sejumlah naskah lakon. Aktif dipelbagai kerja seni, sebagai Komite Sastra Dewan Kesenian Jawa Timur, sebagai penata artistik dan penulis naskah di Teater Gapus dan teater Koe-Tjing, teater Mo-ment, sebagai redaktur budaya di majalah Retorika (Fisip Unair), sebagai redaktur di Jurnal Anarki.
Membaca puisi-puisi dalam Telimpuh, kumpulan puisi kedua Hasan Aspahani, ibarat menyimak percakapan yang digambar dengan berbagai teknik dan dipulas dengan warna-warna yang melimpah. Tengok saja: ”Lupakan aku,” ujarmu dengan suara pipih dan lembab di bingkai pertama, balon percakapan itu tiba-tiba pecah dan menjelma kabut, juga dingin dan kata-kata di dalamnya jadi percik rintik. Aku menggambar payung untukmu, tapi kau menolak dan meminta aku memelukmu: ”Biarkan aku basah dan hilang dalam sejarah ingatanmu.”
Komentar
Posting Komentar