Langsung ke konten utama

Ragil Sukriwul

Lelaki ceking dan keriting ini bernama Ragil Supriyatno namun biasanya dipanggil Kriwul oleh teman-temannya, sehingga ia pun akhirnya memasukan frasa ini kedalam nama aslinya dan menjadi nama gaul-nya: “Ragil Sukriwul, Avonturir Kesenian”. Lahir dan besar di kota Karang; Kupang, Nusa Tenggara Timur, januari 1978. hijrah ke Malang pada tahun 1997. Pernah mampir kuliah di fakultas Psikologi UMM namun akhirnya memutuskan untuk keluar dan belajar langsung dari kehidupan. Senang aktif di dunia teater dan mengakrabi puisi sejak masa SMA. Sering mengikuti lomba-lomba pembacaan puisi namun sekalipun tidak pernah kebagian hadiahnya.

Lelaki ceking dan keriting ini bernama Ragil Supriyatno namun biasanya dipanggil Kriwul oleh teman-temannya, sehingga ia pun akhirnya memasukan frasa ini kedalam nama aslinya dan menjadi nama gaul-nya: “Ragil Sukriwul, Avonturir Kesenian”. Lahir dan besar di kota Karang; Kupang, Nusa Tenggara Timur, Januari 1978. hijrah ke Malang pada tahun 1997. Pernah mampir kuliah di fakultas Psikologi UMM namun akhirnya memutuskan untuk keluar dan belajar langsung dari kehidupan. Senang aktif di dunia teater dan mengakrabi puisi sejak masa SMA. Sering mengikuti lomba-lomba pembacaan puisi namun sekalipun tidak pernah kebagian hadiahnya.

Mantan ketua UKM Komunitas Teater UMM (2001), yang setelah lepas jabatan bergabung dengan Komunitas Suket Indonesia; melakukan pertunjukan teater ke beberapa desa dan kota di jawa timur. Lalu juga melakukan pentas keliling ke beberapa kota di Jawa Tengah, Kalimantan selatan dan Kalimantan tengah. Satu cerpennya pernah dimuat majalah ON/OFF dan tiga judul puisinya baru saja dimuat dalam majalah Gong edisi desember’05. Antologi sajak ‘Looser Lost Time’ ini menjadi buku yang pertama kali menghimpun puisi-puisinya. Selain itu juga menulis esai-esai yang pernah dimuat di Kompas.

Kru Puitika.Net berkesempatan bertatap muka langsung dan berikut perbincangannya.


Sejak kapan Anda menulis puisi?

Sejak SMA di Kupang mulai senang belajar menulis. Pemicunya karena saya aktif disanggar dan teater juga. Itulah awal-awalnya sangat dekat dengan sastra melalui pertunjukan-pertunjukan penuh verbal itu. Materi-materinya kan sastra salah satunya puisi-puisi.

Dari mana Anda mendapatkan inspirasi-inspirasi untuk menulis puisi?

Dulu, ketika di Kupang (masa SMA-red) sangat sedikit hanya berkisar masalah aktivitas. Setelah kemudian sanggarnya bubar akhirnya hilang juga. Kalau sekarang inspirasi berasal dari keseharian, dari pergaulan, pertemanan, membaca, dan lain-lainnya.

Anda juga aktif di komunitas teater, seberapa besar peran komunitas membentuk proses kepenyairan Anda?

Sangat besar. Kehidupan komunal dan hal-hal yang idealnya digeluti dalam komunitas itu terus bisa mengasah kepenyairan.

Bagaimana proses kreatif menulis puisi?

Standar saja, mesti corat-coret dulu di kertas. Banyak juga yang tidak jadi.

Penyair yang menjadi favorit Anda?

Rata-rata senang dengan semua "senior-senior" yang sudah jadi kanon itu. Salah satu yang saya tertarik misalnya Jopin (Joko Pinurbo-Red) . Selain karena memang dia sudah diperbincangkan oleh orang-orang tapi juga ada keinginan untuk menulis seperti dia. Puisi-puisinya cukup cerdas, menggelitik, dan juga mengena. Aku juga suka Sitor Situmorang. Banyak terpengaruh dengan puisi-puisi pendeknya Sitor dan akhirnya ada juga tulisan-tulisan pendek saya yang saya anggap puisi. Terutama juga Chairil Anwar.

Referensi-referensi lain yang mempengaruhi karya sastra Anda?

Banyak. Sebenarnya tidak sampai memfigurkan seseorang atau wacana, saya pikir semuanya saya konsumsi. Mungkin kadang-kadang ada beberapa orang teman yang mengatakan kebingungan dengan style menulis saya. Saya sendir5i tidak terpaku pada satu bentuk tertentu.

Pesan apa yang anda sampaikan melalui puisi Anda?

Pesan sederhana saja, pesan-pesan umum. Cinta dengan kehidupan saja.

Usaha apa yang paling penting untuk meningkatkan minta orang muda saat ini di Malang bisa intens dalam kegiatan sastra, khususnya menulis puisi?

Salah satu mungkin pernah dilakukan oleh teman-teman di Forum Penyair Muda malang. Membuka ruang dan alternatif-alternatif baru untuk mengapresiasi puisi. Berkeliling ke segala tempat dan lainnya. Tapi juga yang penting kembali lagi pada masalah personal. Apakah kita memang mampu menunjukkan pada orang-orang bahwa kita mencintai puisi-puisi.

Saya berharap juga pada rekan-rekan di milis sastra. Proses afiliasi juga tidak masalah.

Kembali kebuku Anda yang beberapa bulan belakang baru diluncurkan. Judulnya Looser Lost Time. Bagaimana proses kolaborasi dan benang merah dari puisi anda yang terpilih dalam kumpulan ini?

Sederhana saja. Kebetulan dua orang teman mengajak untuk membuat kumpulan bersama. Penyusunan materi isi diserahkan kepada saya. Kalaupun style penulisan kita agak berbeda tapi ternyata ada kesamaan tematik dari sebagian besar tulisan. Seputar puisi-puisi personal, puisi-puisi kamar. Judulnya juga diambil dari penggalan judul-judul puisi kita. Sempat juga kita bawa berkeliling ke Tuban dan Surabaya selain di Malang.

Rancangan ke depan?

Masih mengumpulkan puisi-puisi lagi. Teman-teman siap membantu juga khususnya untuk membuat antologi pribadi yang baru.

Anda lebih senang dipanggil sebagai cerpenis atau penyair?

Saya lebih senang dipanggil dengan avonturir kesenian. berat juga mengemban kedua predikat cerpenis atau penyair. Saya banyak terlibat dalam banyak hal, membantu sana sini.

Kami penasaran darimana Anda mendapat kata "sukriwul' di belakang nama Anda?

Wah ini jelas-jelas karena rambut saya yang kriwil hehehe.

Kota kelahiran dan Malang penting dalam puisi Anda?

Sebenarnya tidak begitu terpaku pada kota kelahiran atau dimana saya menetap. Meski demikian ada beberapa puisi yang saya buat ketika di kota kelahiran dan Malang itu sendiri melalui frasa-frasa tertentu, membawa lokalitas itu.

Kalau boleh tahu grup musik atau penyanyi favorit?

Sekarang saya lagi suka dengar musik Jazz misalnya Norah Jones.

Makanan Favorit?

Apa ya? Paling favorit kalau gratis hahahaha . makan favorit saya ikan bakar karena kota saya dekat dengan laut.

Penyair seringkali lekat dengan hal yang romantis dan perempuan, bagaimana dengan anda sendiri? Ada cerita menarik?

Hahahaha wah kalau saya justru lebih sering menggila-gilai dibanding digilai hahaha (tersenyum dalam, sekedar info saat di wawancarai ada seorang gadis manis yang setia menemani sang penyair ini)

Apakah penting usaha memasyarakatkan puisi ke strata masyarakat melalui komunitas teater yang sering berkeliling ke desa atau daerah-daerah pinggiran?

Penting, untuk mendapatkan apresiasi dan memotivasi mereka yang diluar sana untuk menulis puisi.

Membaca puisi paling berkesan?

Sepertinya semua tempat dan pembacaan berkesan. Yang mungkin pertama-tama mungkin momen yang menarik saat membuat dramtisasi puisi di Hala Bihalal sekota Kupang. Saya sempat membuat draft dua halaman lebih narasi agak panjang dan itu dibacakan oleh teman-teman. Mungkin itu momentum saya jadi terjebak di dunia tulis menulis hahaha

Tiga kata yang mewakili seorang Ragil Sukriwul

Apa ya, Ya salah satu mungkin cenderung emosional, bersemangat dan pemarah hahaha sepertinya emosional sudah melengkapi semuanya, cuek, kadang-kadang ngawur hahahaha

Ada pesan-pesan yang ingin disampaikan?

Saya punya harapan besar terhadap www.puitika.net, punya respon yang sangat baik dengan penyair muda dan sangat begitu bekerja keras untuk bisa mempertahankan diri. Saya secara pribadi tetap dukung.

Terakhir, apa itu Puisi menurut Anda secara pribadi?

Puisi itu bahasa pribadi kita yang paling dekat dan paling kita pahami.

Terima kasih cak Ragil

Sama-sama Sazano

E-mail : Ragils_id@yahoo.com
No Hp : 081703233870

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membincang Telimpuh Hasan Aspahani

Membaca puisi-puisi dalam Telimpuh, kumpulan puisi kedua Hasan Aspahani, ibarat menyimak percakapan yang digambar dengan berbagai teknik dan dipulas dengan warna-warna yang melimpah. Tengok saja: ”Lupakan aku,” ujarmu dengan suara pipih dan lembab di bingkai pertama, balon percakapan itu tiba-tiba pecah dan menjelma kabut, juga dingin dan kata-kata di dalamnya jadi percik rintik. Aku menggambar payung untukmu, tapi kau menolak dan meminta aku memelukmu: ”Biarkan aku basah dan hilang dalam sejarah ingatanmu.”

Puisi-Puisi Emong Soewandi

MOSAIK SEBUAH JEMBATAN KEDUKAAN kedukaan kini mesti diseberangi dengan berat yang mungkin tak terimbangkan antara aku dan keinginan, serta hati yang telah tertatih membimbing imajinasi ke puisi romantik tentang laut dan pelangi. maka jadilah bentuk dan garis bersinggungan tak-beraturan tanpa pangkal tanpa akhir tanpa isi tanpa tubuh adalah kegelisahan sebagai sandi-sandi rahasia yang memerlukan kunci pembuka diikat dengan rantai-rantai matahari ambang fajar. namun selalu saja lupa dimana ditaruh sebelumnya atau, mungkin telah lolos dari kantung untuk ingkari kesetiaan janji tentang bertanam benih di lahan yang baik ah, tentu butuh waktu untuk menemukannya sementara galau telah sampai di puncak tanpa purna-kepastian bengkulu, oktober 2005 LALU KEMARAU DI BULAN KEEMPAT belum ‘kan ada bunga kopi mekar, yang tegak di atas cadas. di antara daunan yang terkulai ditampar kering bumi. yang memang sulit tepati janji berikan mata air. maka jadilah pagi hari kita cukupkan saja dengan selemba...

Khusus Wawancara dengan Penyair

SANG wartawan itu akhirnya bisa juga mencuri kesempatan, bertemu dengan Penyair Pujaan. Sejumlah pertanyaan sudah lama dia persiapkan. Sudah lama mendesak, "kapan kami diajukan?" Tapi, maklum penyair sibuk, ada saja halangan. Wawancara pun berkali-kali harus dibatalkan. *** + Anda sibuk sekali, Penyair? Ya, saya harus melayani kemalasan, masih direcoki oleh khayalan, dan sesekali harus bersembunyi jauh keluar dari diri sendiri. Belum lagi omong kosong yang sering datang bertamu, tak tentu waktu. Jangan kira jadi penyair itu enak. Jangan kira penyair itu seorang penguasa kata-kata. Kau tahu? Penyair yang baik itu adalah pelayan kerisauan bahasa. Dia harus memperlapang, apabila ruang pemaknaan menyempit. Dia harus mengajak dolanan, jika bahasa dirudung kemurungan. Tapi, dia harus mengingatkan, pabila bahasa mulai gurau kelewatan. + Ngomong-ngomong, puisi Anda pada kemana nih? Kok sepi? Ya, belakangan ini saya memang tidak banyak melahirkan puisi. Saya hanya menyiapkan banyak se...