---milenium tiga puluh tiga
Dalam lekuk abad yang berganti
Pohon hidupku masih teguh mengurai waktu: sesak nafas
simbah air mata, kemerut pelepah muka
daun-daun usia yang berguguran jatuh
Telah setengah pohonku berteguh
akar-akar diri yang merecap pada gersang bumi
melacak jejak tetes air nasib
yang setetes saja pun berpayah-payah,
dilunta-lunta
Tapi aku memang selamanya tak akan takluk
walau digulung badai pasir puyuh, diracun
polusi kota yang penuh luka
Jangan kira pohonku akan berubah plastik
Sebab dalam peralihan waktu ini pun
tatkala sejarah semakin panjang
toh telah kulewat setengah perjanjian atasku
yang kini tinggal setengahnya lagi
sampai akhirnya waktu berhenti
Jakarta, 1999-2000
Komentar
Posting Komentar