Langsung ke konten utama

Tentang Cinta



Kutanya gelap tentang cinta di malam-malam yang sepi.

"Cinta adalah terang yang selalu datang menyambutku kala fajar merekah. Memberikan kehangatan pada diriku dari dinginnya angin yang bertiup dari puncak puncak gunung. Dekatilah dirinya dan kau akan mengerti tentang cinta"

Tak lama kemudian pagi datang membawa terang ke permukaan. Kusapa dirinya dengan takzim bersama geliat terang yang menembus pepohonan dan membentuk bayangan.

"Gelap memberitakan akan hadirnya dirimu kepadaku. Pertanyaanmu adalah kehormatan bagiku. Maka dengarlah diriku. Cinta adalah nyanyian bunga bunga yang bermekaran. Warna warna mereka menyejukkan pandanganku. Memberikan asa pada hari hariku . Maka tanyakanlah pada mereka prihal cinta".

Berlarilah diriku ke padang padang rumput yang darinya tercium wangi bunga beraneka warna. Mereka menyambutku dengan gembira di antara kupu kupu yang berterbangan di antara. Salah satu dari mereka berkata;

"Terang telah menceritakan pada kami tentang dirimu wahai pencari cinta. Tapi kau datang ke tempat yang salah . Cinta adalah musim yang berganti , saat kemarau datang dia akan memberikan kebahagiaan bagi lelaki kecil yang bermain di padang ini. Begitulah pula saat hujan turun ke bumi. Memberikan kehidupan sehingga akan mekar anak anak kami di musim yang berikutnya. Temukan dirinya dia akan menjelaskan padamu tentang cinta".

Mereka menawarkan diriku untuk bersuka ria karena musim akan datang setelah beberapa waktu. Kemudian datang masanya . Warna langit telah berubah seiring gemuruh suara sang musim di balik awan awan yang menggumpal. Sang musim telah datang. Kuteriakkan salam padanya dan dia menjawab bersama rinai rintik hujan yang turun perlahan. Ceritakanlah padaku tentang cinta wahai sang musim.

"Jikalau kau mencari cinta. Tunggulah beberapa saat lagi. Karena dia akan muncul dari balik awan awanku. Tentulah kau akan mengenalnya. Karena belaian lembut cahayanya telah membangkitkan kegairahan untuk semua. Cinta adalah Matahari. Darinyalah aku berganti. Hingga tidak bosan orang orang untuk menyambutku bersama perayaan perayaan yang selalu memberikan kebahagiaan di setiap waktu yang berbeda. Dialah yang pantas untuk kau tanyakan tentang segala yang kau ragukan".

Tidak berapa lama awan menyibakkan tirainya. Cahaya kuning keemasan berpendar di sekelilingku. Kulihat matahari dalam kereta emasnya yang tersenyum lembut kepadaku. Tanyakanlah tentang cinta katanya kepadaku . Tiada usah kau ragu. Maka kutanyakan padanya hal yang serupa, tentang cinta

"Cinta adalah Rembulan. Hingga dengannya aku bisa beristirahat dalam kereta kereta emasku. Dia telah menjadi perhiasan malam bagi manusia yang kehilangan cahayaku di waktu pagi. Dialah yang patut kau tanyai karena dengannya maka sempurnalah perhitungan perjalan waktu"

Berlalulah Matahari setelah menjawab keraguanku setelah berjanji akan menyampaikan kedatanganku kepada Rembulan. Setelah dirinya hilang di balik bukit bukit malam pun menjelang dengan segenap kegelapannya.

"Sudahkah kau dapati cinta", ujar malam kepadaku.

Cinta., cinta ..
Aku sedang menunggu dirinya ....

Dan kami berdua bercengkrama seperti saat pertama kutanyakan cinta kepadanya. Sebelum akhirnya Rembulan datang dalam kereta peraknya dan kami terpesona oleh keindahan perhiasannya. Kusapa dirinya,

"Kaukah itu cinta?"

Dia tersipu malu dan berkata,

"Bukanlah diriku yang kau cari. Meski Matahari telah memuja diriku selayak ratu kepadamu. Dengarkanlah aku wahai pencari cinta. Sesungguhnya Cinta bersemayam dalam hati gadis di dunia ini yang merindukan kekasihnya yang terpisah jauh darinya. Telah kutemukan dirinya di balik kamar yang hangat. Jendela jendela yang terbuka hingga dapat kubaca syair syair cinta kepada sang kekasih di buku hariannya. Sekali waktu di bacakannya untukku syair itu dalam pijar bening mata. Darinya aku belajar tentang cinta. Darinya aku belajar untuk tersenyum tulus, setulus senyumnya yang menerima kekasih apa adanya. Sungguh, sinar temaramku adalah bukti rasa itu. Cintanya menentramkan kegalauan dalam hatimu. Jikalau kau percaya padaku maka carilah gadis itu dan usah kau tanyakan cinta kepadanya karena darinya kau akan rasakan cinta itu hidup dalam dirimu"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membincang Telimpuh Hasan Aspahani

Membaca puisi-puisi dalam Telimpuh, kumpulan puisi kedua Hasan Aspahani, ibarat menyimak percakapan yang digambar dengan berbagai teknik dan dipulas dengan warna-warna yang melimpah. Tengok saja: ”Lupakan aku,” ujarmu dengan suara pipih dan lembab di bingkai pertama, balon percakapan itu tiba-tiba pecah dan menjelma kabut, juga dingin dan kata-kata di dalamnya jadi percik rintik. Aku menggambar payung untukmu, tapi kau menolak dan meminta aku memelukmu: ”Biarkan aku basah dan hilang dalam sejarah ingatanmu.”

Puisi-Puisi Emong Soewandi

MOSAIK SEBUAH JEMBATAN KEDUKAAN kedukaan kini mesti diseberangi dengan berat yang mungkin tak terimbangkan antara aku dan keinginan, serta hati yang telah tertatih membimbing imajinasi ke puisi romantik tentang laut dan pelangi. maka jadilah bentuk dan garis bersinggungan tak-beraturan tanpa pangkal tanpa akhir tanpa isi tanpa tubuh adalah kegelisahan sebagai sandi-sandi rahasia yang memerlukan kunci pembuka diikat dengan rantai-rantai matahari ambang fajar. namun selalu saja lupa dimana ditaruh sebelumnya atau, mungkin telah lolos dari kantung untuk ingkari kesetiaan janji tentang bertanam benih di lahan yang baik ah, tentu butuh waktu untuk menemukannya sementara galau telah sampai di puncak tanpa purna-kepastian bengkulu, oktober 2005 LALU KEMARAU DI BULAN KEEMPAT belum ‘kan ada bunga kopi mekar, yang tegak di atas cadas. di antara daunan yang terkulai ditampar kering bumi. yang memang sulit tepati janji berikan mata air. maka jadilah pagi hari kita cukupkan saja dengan selemba...

Khusus Wawancara dengan Penyair

SANG wartawan itu akhirnya bisa juga mencuri kesempatan, bertemu dengan Penyair Pujaan. Sejumlah pertanyaan sudah lama dia persiapkan. Sudah lama mendesak, "kapan kami diajukan?" Tapi, maklum penyair sibuk, ada saja halangan. Wawancara pun berkali-kali harus dibatalkan. *** + Anda sibuk sekali, Penyair? Ya, saya harus melayani kemalasan, masih direcoki oleh khayalan, dan sesekali harus bersembunyi jauh keluar dari diri sendiri. Belum lagi omong kosong yang sering datang bertamu, tak tentu waktu. Jangan kira jadi penyair itu enak. Jangan kira penyair itu seorang penguasa kata-kata. Kau tahu? Penyair yang baik itu adalah pelayan kerisauan bahasa. Dia harus memperlapang, apabila ruang pemaknaan menyempit. Dia harus mengajak dolanan, jika bahasa dirudung kemurungan. Tapi, dia harus mengingatkan, pabila bahasa mulai gurau kelewatan. + Ngomong-ngomong, puisi Anda pada kemana nih? Kok sepi? Ya, belakangan ini saya memang tidak banyak melahirkan puisi. Saya hanya menyiapkan banyak se...