sekejab hanyut
dalam pilu
samudera biru nestapa
di antara reruntuhan kota tua
aku berlari,
jauh dan semakin menjauh
tapi,
jarak kian mendekatkan kembali
merengkuh dalam reruntuhan
tiada apa pun
gelap menggelayuti jiwa
tak kudapati setetes air pun tuk melepas perih
birunya samudera nestapa
bulan Maret
menyeretku jauh pada kebringasan kota
tak ada akal sehat
tak ada tawa penuh arti
tak ada apa pun
hanya gelap menyelimuti nyeri
hari-hari
tak pernah mati
Medan Merdeka Timur, 31 Mei 2005
Komentar
Posting Komentar