maka pilihlah rumahku sebagai bukit bukit senyap yang akan kau rayapi dengan belah belah dadamu
mimpi mungilku setengah berteriak dan sejuta sayatan tak lebih,
warna warni seratus hujan dengan adegan percintaan yang meniupkan asap asap birahi pada kesempatan semi hujan
maka sebutlah aku, serangkai capung yang mati terkapar
pada tanah basah juga sedekap pada kesepian
sebab tuhanlah tubuhmu
dan untaian dzikir yang berpendar tak lebih dari miniatur kekosongan
di mana kesepian bukit akan berbulan, mendiami sekelebat abad yang meruncing liar
memancing
manusia manusia yang berjalan tegang
tanpa kepala
Unesa, september 2007
mimpi mungilku setengah berteriak dan sejuta sayatan tak lebih,
warna warni seratus hujan dengan adegan percintaan yang meniupkan asap asap birahi pada kesempatan semi hujan
maka sebutlah aku, serangkai capung yang mati terkapar
pada tanah basah juga sedekap pada kesepian
sebab tuhanlah tubuhmu
dan untaian dzikir yang berpendar tak lebih dari miniatur kekosongan
di mana kesepian bukit akan berbulan, mendiami sekelebat abad yang meruncing liar
memancing
manusia manusia yang berjalan tegang
tanpa kepala
Unesa, september 2007
Komentar
Posting Komentar