Pada Malammu
kueja bulubulu malam yang
berjatuhan satusatu dari sayapmu
dengan nadanada darah, walau
dari sudutsudut bibir dan mataku
tak mengalir lagulagu merdu.
sebab doadoamu hanya
sampai ke pucukpucuk ilalang
tak menyentuh debudebu yang
menari di piringpiring hampa.
lalu pekik meja makan merobek
kedap aorta, mewarnai
hening atmosfer.
kau patahkan juga tawa miris
di sela pesta murung ini
sementara nyala lilin membakar
luka semesta
tersembur dengus dari pekat
jiwamu. tapi,
tak memugar apaapa.
hanya sepotong kecupan mengatupkan
nganga rahang yang
letih memagut doa.
“esok, usiaku masai, tak sampai
pula bahagia di tebing senja”
(2007)
kueja bulubulu malam yang
berjatuhan satusatu dari sayapmu
dengan nadanada darah, walau
dari sudutsudut bibir dan mataku
tak mengalir lagulagu merdu.
sebab doadoamu hanya
sampai ke pucukpucuk ilalang
tak menyentuh debudebu yang
menari di piringpiring hampa.
lalu pekik meja makan merobek
kedap aorta, mewarnai
hening atmosfer.
kau patahkan juga tawa miris
di sela pesta murung ini
sementara nyala lilin membakar
luka semesta
tersembur dengus dari pekat
jiwamu. tapi,
tak memugar apaapa.
hanya sepotong kecupan mengatupkan
nganga rahang yang
letih memagut doa.
“esok, usiaku masai, tak sampai
pula bahagia di tebing senja”
(2007)
Komentar
Posting Komentar