pada kehendak kelamin muram, ketika senja mulai
mengubah nyanyi jadi naluri kanak-kanak
kata tak lagi dapat dipercaya, lambang-lambang mengerang
bersitegang dengan pikiran
dan matamu membuka kembali ramalan musim
lembaran waktu, pergeseran payudara
perhitungan atas nasib di sebrang ingatan
kawan, dari keterpencilannya
bulan kirimkan ancam
di mimpiku; bau kecemasan paling pilu
dari keyakinan-keyakinan sumbang—adakah
kau tahu kerahasiaan malam, mata yang menebal
dalam wajah-wajah remang?
namun kemunafikanmu masih menulis sejarah
pada tubuh kian kaku; tentang rindu
dan metamorfosa perkawinan yang kelak gagal
kedukaan memang bermula dari pergantian musim:
ketika bunuh diri adalah satu-satunya pilihan—penantianku
di tanah-tanah gersang, dalam liat selubung siasat
membuatku semakin lugu
hingga mengabur beda dosa dan sorga; dentum dogma
memeram mataku jadi insomnia terakut—semestinya
kaupun pergi dari negri yang makin hilang diri
berlarian sepanjang kenangan
mengutuki zakar pengecut
dan oda yang kau kirim lewat matamu
aku maknai sebagai desir denotasi—semestinya
dalam kemunafikanmu, kawan
adakah bahasa yang lebih sederhana?
mengubah nyanyi jadi naluri kanak-kanak
kata tak lagi dapat dipercaya, lambang-lambang mengerang
bersitegang dengan pikiran
dan matamu membuka kembali ramalan musim
lembaran waktu, pergeseran payudara
perhitungan atas nasib di sebrang ingatan
kawan, dari keterpencilannya
bulan kirimkan ancam
di mimpiku; bau kecemasan paling pilu
dari keyakinan-keyakinan sumbang—adakah
kau tahu kerahasiaan malam, mata yang menebal
dalam wajah-wajah remang?
namun kemunafikanmu masih menulis sejarah
pada tubuh kian kaku; tentang rindu
dan metamorfosa perkawinan yang kelak gagal
kedukaan memang bermula dari pergantian musim:
ketika bunuh diri adalah satu-satunya pilihan—penantianku
di tanah-tanah gersang, dalam liat selubung siasat
membuatku semakin lugu
hingga mengabur beda dosa dan sorga; dentum dogma
memeram mataku jadi insomnia terakut—semestinya
kaupun pergi dari negri yang makin hilang diri
berlarian sepanjang kenangan
mengutuki zakar pengecut
dan oda yang kau kirim lewat matamu
aku maknai sebagai desir denotasi—semestinya
dalam kemunafikanmu, kawan
adakah bahasa yang lebih sederhana?
Komentar
Posting Komentar