Langsung ke konten utama

Puitika.Net pindah hosting

Sejak 2 Nopember 2007, Puitika.Net melakukan perpindahan hosting. Jika terdapat kesulitan atau hal-hal yang dirasa mengganggu aktivitas berkarya Anda di Puitika.Net ini, silahkan tuliskan hal-hal tersebut di bagian ini. Anda juga dipersilahkan mengirimkan surat-e ke puitika@gmail.com untuk topik semacam ini.

Komentar

  1. cuman mau numpang tanya nih?
    saya sudah agak lama gabung disini. tapi baru sekali mengirimkan naskah puisi, karena pada saat saya mengirimkan itu lama sekali baru di publikasi disini. jadi saya memutuskan sementara untuk tidak posting lagi.
    itu karena pindah hosting atau apa ya? atau memang harus menunggu tim editor dulu ya?
    ok cukup segitu aja pertanyaanya

    terima kasih

    salam dari si pecinta ungu
    http://crystalistgita.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. Mohon maaf karena hampir 1 bulan postingan ini belum kami review (belum tgl 3 Januari kan :"> untuk masalah keterlambatan ini, mungkin jadi masukan tersendiri bagi kami mengenai monitoring komentar terbaru.).

    Kebiasaan dari para pengirim naskah puisi di media internet yang kami ketahui hingga saat ini, mereka tidak menunggu tulisan mereka dimuat untuk berkirim naskah lagi ke media yang sama. Salah satu faktornya mungkin memang tak ada batasan berapa kali Anda diijinkan mengirimkan naskah. Faktor lainnya, karena berkirim lewat internet lebih murah dan mudah, tidak seperti jika kita mengirimkan ke media cetak yang terkadang melalui pos dan itu mengeluarkan biaya yang cukup banyak jika harus mengirimkan berulang-ulang.

    Singkatnya, Anda tetap diijinkan untuk mengirimkan berapapun puisi Anda ke Puitika.Net meskipun puisi sebelumnya belum dimuat :)

    Mengenai rentang waktu antara pengiriman dan pemuatan/penayangan, biasanya membutuhkan waktu kurang dari 2 pekan, kecuali jika terdapat sesuatu hal yang menghalangi kami untuk membaca dan menayangkan naskah-naskah yang dikirim ke situs Puitika.net.

    Tips untuk memeriksa apakah naskah Anda sudah di-review adalah dengan mengingat tanggal (& jam) pengiriman, atau juga mengingat nomor item naskah Anda pada saat pengiriman naskah (misal untuk posting ini bernomor item 1576, bisa dilihat di bagian alamat situs browser Anda). Pengurutan tampilan naskah di Puitika.Net biasanya berdasarkan tanggal dan nomor item. Jika nomor item naskah Anda terlewati, itu berarti naskah tersebut sudah di-review namun belum dapat dimuat di bagian yang Anda inginkan.

    Kalau tidak salah, naskah puisi Crystalistgita terkirim pada tanggal 7 Oktober 2007. Pada saat itu belum terjadi perpindahan hosting, dan adanya perpindahan hosting ini kami rasa tidak terkait dengan kiriman naskah Anda.

    Demikian sedikit (banyak) penjelasan dari kami. Mohon dimaklumi jika ada yang kurang berkenan, dan kami berharap Anda tetap bersemangat untuk menulis dan berkirim naskah. Terutama di Puitika.Net :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membincang Telimpuh Hasan Aspahani

Membaca puisi-puisi dalam Telimpuh, kumpulan puisi kedua Hasan Aspahani, ibarat menyimak percakapan yang digambar dengan berbagai teknik dan dipulas dengan warna-warna yang melimpah. Tengok saja: ”Lupakan aku,” ujarmu dengan suara pipih dan lembab di bingkai pertama, balon percakapan itu tiba-tiba pecah dan menjelma kabut, juga dingin dan kata-kata di dalamnya jadi percik rintik. Aku menggambar payung untukmu, tapi kau menolak dan meminta aku memelukmu: ”Biarkan aku basah dan hilang dalam sejarah ingatanmu.”

Puisi-Puisi Emong Soewandi

MOSAIK SEBUAH JEMBATAN KEDUKAAN kedukaan kini mesti diseberangi dengan berat yang mungkin tak terimbangkan antara aku dan keinginan, serta hati yang telah tertatih membimbing imajinasi ke puisi romantik tentang laut dan pelangi. maka jadilah bentuk dan garis bersinggungan tak-beraturan tanpa pangkal tanpa akhir tanpa isi tanpa tubuh adalah kegelisahan sebagai sandi-sandi rahasia yang memerlukan kunci pembuka diikat dengan rantai-rantai matahari ambang fajar. namun selalu saja lupa dimana ditaruh sebelumnya atau, mungkin telah lolos dari kantung untuk ingkari kesetiaan janji tentang bertanam benih di lahan yang baik ah, tentu butuh waktu untuk menemukannya sementara galau telah sampai di puncak tanpa purna-kepastian bengkulu, oktober 2005 LALU KEMARAU DI BULAN KEEMPAT belum ‘kan ada bunga kopi mekar, yang tegak di atas cadas. di antara daunan yang terkulai ditampar kering bumi. yang memang sulit tepati janji berikan mata air. maka jadilah pagi hari kita cukupkan saja dengan selemba...

Tulisan yang Terhapus pada Kantung Infus

  Ada yang ingin ditulisnya pada setiap tetes cairan infus : semacam doa, mantra, atau sebuah gumam belaka 1/ Dia menduga bentuk sakitnya adalah sebuah kolam dan tiap tetes cairan infus akan membuat riak kecil di permukaannya, seperti butiran hujan yang pecah di atas patung batu Malin Kundang sesaat setelah dikutuk Ibunda diam-diam dia mulai menduga : inikah sakit anak perantauan? 2/ Ketika pada tangannya hendak dimasukkan sebentuk selang kecil ada rasa sakit, seperti jemari lentik Ibu mencubit masa kanak dia bergumam,” Ibu tetap tersenyum meski aku begitu nakal.” lalu dia memilih tertawa kecil, alih-alih mengaduh pelan 3/ Yang dia tahu, ada tulisan tangan Ibunda tersayang terhapus pada kantung infus. Menetes pelan-pelan, memasuki sebuah nadi dalam tubuhnya 2007