ia menunggu kabar dari ombak
namun tak ada
selain mulut pantai yang membusuk
dan sunyi
saat warna magrib berkelebat
dalam biji matanya
seperti biasa ia bercerita
tentang camar yang pergi
ke pantai lain
camar yang pernah membawanya sasar
ke sebuah dermaga yang tak bernama
ombak datang di pangkal malam
menghempaskan bangkai camar
tepat di kakinya
“sebuah perasaan yang percuma, tuan!”
katanya
ombak pergi lagi
meninggalkan janji yang tak mungkin ditepati
“masih ada yang mesti kutunggu”
kali ini ia berujar pada diri sendiri
di matanya membuih ombak
ada yang ingin ia tinggalkan
agar semuanya hilang
namun ada sesuatu yang masih ia simpan
hari-hari cokelat bersama camar
di sebuah dermaga yang tak bernama
September 2007
namun tak ada
selain mulut pantai yang membusuk
dan sunyi
saat warna magrib berkelebat
dalam biji matanya
seperti biasa ia bercerita
tentang camar yang pergi
ke pantai lain
camar yang pernah membawanya sasar
ke sebuah dermaga yang tak bernama
ombak datang di pangkal malam
menghempaskan bangkai camar
tepat di kakinya
“sebuah perasaan yang percuma, tuan!”
katanya
ombak pergi lagi
meninggalkan janji yang tak mungkin ditepati
“masih ada yang mesti kutunggu”
kali ini ia berujar pada diri sendiri
di matanya membuih ombak
ada yang ingin ia tinggalkan
agar semuanya hilang
namun ada sesuatu yang masih ia simpan
hari-hari cokelat bersama camar
di sebuah dermaga yang tak bernama
September 2007
Komentar
Posting Komentar