di ruang rutin ini kita dikutuk serupa si malin. hanya bedanya, ia di atas
gelombang dan angin. kita berada dalam dirinya. air mata itu jatuh
ke dalam seperti petangpetang itu juga. di kala anakanak sibuk
menatap bebek pulang. kapan kita pernah tersangkut dan berkabut ?
kita telah menanam hujan di belakang rumah dan lenyap bersama
sejumlah mimpi yang terbuhul oleh cuaca. di ruang itu, terserak
beberapa boneka berbulu. wajahnya kian rebah pada papan yang mesti
ditekannya setiap hari. lihatlah, ada bekas ciuman bibir ibu
detikdetik berlari menguaknya. anakanak beralih menatap boneka berbulu
sesekali mereka menyengir pada si malin yang berseru dalam batu
Ruangliku, 2007
gelombang dan angin. kita berada dalam dirinya. air mata itu jatuh
ke dalam seperti petangpetang itu juga. di kala anakanak sibuk
menatap bebek pulang. kapan kita pernah tersangkut dan berkabut ?
kita telah menanam hujan di belakang rumah dan lenyap bersama
sejumlah mimpi yang terbuhul oleh cuaca. di ruang itu, terserak
beberapa boneka berbulu. wajahnya kian rebah pada papan yang mesti
ditekannya setiap hari. lihatlah, ada bekas ciuman bibir ibu
detikdetik berlari menguaknya. anakanak beralih menatap boneka berbulu
sesekali mereka menyengir pada si malin yang berseru dalam batu
Ruangliku, 2007
Komentar
Posting Komentar