Langsung ke konten utama

Pesta Puisi 2007 – Puisi Untuk Kita

Menjelang bulan Ramadhan Komunitas Puisi FLP (Forum Lingkar Pena) mengadakan acara sastra Pesta Puisi 2007 yang akan diselenggarakan pada :
Hari dan tanggal : Sabtu, 8 September 2007
Tempat : Library@Senayan ; Perpustakaan Diknas
Jl. Jend. Sudirman Senayan Jakarta (Samping Ratu Plaza)
Waktu : Pukul 16.00-20.00 WIB

Acara : - Diskusi "Mencari Penyegaran Baru Perpuisian di
Indonesia" dengan narasumber Jamal D. Rahman
(Pimpinan Redaksi Majalah Horison)

- Launching & bedah buku "Perjalanan Yang Bulan" karya
Irfan Hidayatullah dan "Festival Surat Cinta" karya Teny
Indah Susanti (Aurasinai)
- Pembacaan puisi oleh berbagai komunitas dimeriahkan oleh Cadar Hitam, Kresmu Tangerang, Anya Rompas, Dino F. Umahuk, Dani, Dala dan Lia, Lamuna, Billy, Ahmad Sekhu, de Mistry, Nadia, Dina, Lilyani, Epri Tsaqib, dll

Acara ini akan dimeriahkan oleh MC kondang Boim Lebon
Informasi lebih lanjut hubungi :

Nursalam AR: 081310040723
Lian Kagura: 081802141070
Dani Ardiansyah: 085694771764
Andi Tenri Dala: 0818869298
Lia Octavia: 08128146426

Bagi corporate yang ingin bergabung sebagai sponsor dapat menghubungi Andi Tenri Dala di nomer telepon di atas atau email ke atdf1998@yahoo. com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membincang Telimpuh Hasan Aspahani

Membaca puisi-puisi dalam Telimpuh, kumpulan puisi kedua Hasan Aspahani, ibarat menyimak percakapan yang digambar dengan berbagai teknik dan dipulas dengan warna-warna yang melimpah. Tengok saja: ”Lupakan aku,” ujarmu dengan suara pipih dan lembab di bingkai pertama, balon percakapan itu tiba-tiba pecah dan menjelma kabut, juga dingin dan kata-kata di dalamnya jadi percik rintik. Aku menggambar payung untukmu, tapi kau menolak dan meminta aku memelukmu: ”Biarkan aku basah dan hilang dalam sejarah ingatanmu.”

Puisi-Puisi Emong Soewandi

MOSAIK SEBUAH JEMBATAN KEDUKAAN kedukaan kini mesti diseberangi dengan berat yang mungkin tak terimbangkan antara aku dan keinginan, serta hati yang telah tertatih membimbing imajinasi ke puisi romantik tentang laut dan pelangi. maka jadilah bentuk dan garis bersinggungan tak-beraturan tanpa pangkal tanpa akhir tanpa isi tanpa tubuh adalah kegelisahan sebagai sandi-sandi rahasia yang memerlukan kunci pembuka diikat dengan rantai-rantai matahari ambang fajar. namun selalu saja lupa dimana ditaruh sebelumnya atau, mungkin telah lolos dari kantung untuk ingkari kesetiaan janji tentang bertanam benih di lahan yang baik ah, tentu butuh waktu untuk menemukannya sementara galau telah sampai di puncak tanpa purna-kepastian bengkulu, oktober 2005 LALU KEMARAU DI BULAN KEEMPAT belum ‘kan ada bunga kopi mekar, yang tegak di atas cadas. di antara daunan yang terkulai ditampar kering bumi. yang memang sulit tepati janji berikan mata air. maka jadilah pagi hari kita cukupkan saja dengan selemba...

Tulisan yang Terhapus pada Kantung Infus

  Ada yang ingin ditulisnya pada setiap tetes cairan infus : semacam doa, mantra, atau sebuah gumam belaka 1/ Dia menduga bentuk sakitnya adalah sebuah kolam dan tiap tetes cairan infus akan membuat riak kecil di permukaannya, seperti butiran hujan yang pecah di atas patung batu Malin Kundang sesaat setelah dikutuk Ibunda diam-diam dia mulai menduga : inikah sakit anak perantauan? 2/ Ketika pada tangannya hendak dimasukkan sebentuk selang kecil ada rasa sakit, seperti jemari lentik Ibu mencubit masa kanak dia bergumam,” Ibu tetap tersenyum meski aku begitu nakal.” lalu dia memilih tertawa kecil, alih-alih mengaduh pelan 3/ Yang dia tahu, ada tulisan tangan Ibunda tersayang terhapus pada kantung infus. Menetes pelan-pelan, memasuki sebuah nadi dalam tubuhnya 2007