Langsung ke konten utama

Udara Cinta


di mana kelak kejahatan kelak kuabadikan



dari ziarah, jejak jejak utara makar dengan



                ledakan pesonanya



                                  
melebihi dua juta haru



                                                
perasaanku mengitari kampung kampung tepi



buangan



langkah! anyelir



                                  
cintaku melulu menjelma kura kura



sementara menara selatan kuberi nyawa



                                     
kalender usang serta fantasi yang berusaha



                                                           
mengutuki kebanalanku



                                                                                                      
di bibir



cintaku mundur seperempat abad



                                       
membuka jalan jalan



                                                            
rawa yang kau tawarkan lewat ubun



ubunmu



                         
sebagaimana bahasa matahari



               kugemuruhkan laut



                                                               
di mana elang tinggal samudra



dan kau letupkan



                                    
daging tumbuh di taringku



cintaku terbang



                       
melintasi kota yang cemburu



                                                       
pada kehamilan sajak sajakmu



                                                                              
pada anak anak hujanmu



menghiasi jeda percumbuanku



                  yang tertunda



                                               
kau arungkan niatan



                                                                                        
maknamu kian bimbang



                                                                  
dan sajakmu



                                                            
merasa terdampar



                                                                      
mengakhiri kesementaraan bulan



 



juni 2007



Dody Kriswaloejo (Dody Kristianto)



lahir 3 april 1986 di Surabaya. Mahasiswa Sastra Indonesia
Universitas Negeri Surabaya. Bergiat dpada Kelompok Jeda Interlude.
Saat ini berdomisili di Sidoarjo.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membincang Telimpuh Hasan Aspahani

Membaca puisi-puisi dalam Telimpuh, kumpulan puisi kedua Hasan Aspahani, ibarat menyimak percakapan yang digambar dengan berbagai teknik dan dipulas dengan warna-warna yang melimpah. Tengok saja: ”Lupakan aku,” ujarmu dengan suara pipih dan lembab di bingkai pertama, balon percakapan itu tiba-tiba pecah dan menjelma kabut, juga dingin dan kata-kata di dalamnya jadi percik rintik. Aku menggambar payung untukmu, tapi kau menolak dan meminta aku memelukmu: ”Biarkan aku basah dan hilang dalam sejarah ingatanmu.”

Puisi-Puisi Emong Soewandi

MOSAIK SEBUAH JEMBATAN KEDUKAAN kedukaan kini mesti diseberangi dengan berat yang mungkin tak terimbangkan antara aku dan keinginan, serta hati yang telah tertatih membimbing imajinasi ke puisi romantik tentang laut dan pelangi. maka jadilah bentuk dan garis bersinggungan tak-beraturan tanpa pangkal tanpa akhir tanpa isi tanpa tubuh adalah kegelisahan sebagai sandi-sandi rahasia yang memerlukan kunci pembuka diikat dengan rantai-rantai matahari ambang fajar. namun selalu saja lupa dimana ditaruh sebelumnya atau, mungkin telah lolos dari kantung untuk ingkari kesetiaan janji tentang bertanam benih di lahan yang baik ah, tentu butuh waktu untuk menemukannya sementara galau telah sampai di puncak tanpa purna-kepastian bengkulu, oktober 2005 LALU KEMARAU DI BULAN KEEMPAT belum ‘kan ada bunga kopi mekar, yang tegak di atas cadas. di antara daunan yang terkulai ditampar kering bumi. yang memang sulit tepati janji berikan mata air. maka jadilah pagi hari kita cukupkan saja dengan selemba...

Tulisan yang Terhapus pada Kantung Infus

  Ada yang ingin ditulisnya pada setiap tetes cairan infus : semacam doa, mantra, atau sebuah gumam belaka 1/ Dia menduga bentuk sakitnya adalah sebuah kolam dan tiap tetes cairan infus akan membuat riak kecil di permukaannya, seperti butiran hujan yang pecah di atas patung batu Malin Kundang sesaat setelah dikutuk Ibunda diam-diam dia mulai menduga : inikah sakit anak perantauan? 2/ Ketika pada tangannya hendak dimasukkan sebentuk selang kecil ada rasa sakit, seperti jemari lentik Ibu mencubit masa kanak dia bergumam,” Ibu tetap tersenyum meski aku begitu nakal.” lalu dia memilih tertawa kecil, alih-alih mengaduh pelan 3/ Yang dia tahu, ada tulisan tangan Ibunda tersayang terhapus pada kantung infus. Menetes pelan-pelan, memasuki sebuah nadi dalam tubuhnya 2007