Langsung ke konten utama

Pekan Presiden Penyair Sambut Ulangtahun Sutardji

JAKARTA: Dalam rangka HUT Sutardji Calzoum Bachri ke-66, yang jatuh pada 24 Juni 2007, Yayasan Panggung Melayu (YPM) akan menggelar Pekan Presiden Penyair, pada 14-19 Juli 2007. Perhelatan itu sendiri bakal dipusatkan di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta.


Salah satu agenda acara dari Pekan Presiden Penyair adalah Lomba Baca Puisi Internasional Piala Sutardji Calzoum Bachri. Lomba ini bersifat internasional, terbuka bagi peserta berkewarganegaraan mana pun, dan bersifat umum (lintaskategori) . Menurut Ketua Yayasan Panggung Melayu, Asrizal Nur, satu-satunya kriteria dalam lomba ini hanyalah batasan usia minimal peserta 15 tahun.

Lomba di babak penyisihan akan dinilai oleh tiga orang juri (Yose Rizal Manua, Ahmadun Y Herfanda, dan Sunu Wasono) dan di babak akhir juga akan dinilai oleh tiga orang juri (Leon Agusta, Slamet Sukirnanto, dan Tomy F Awuy). Hadiah yang disediakan adalah uang tunai total 15 juta rupiah, piala Sutardji Calzoum Bachri, dan ziarah budaya ke Makam Raja Ali Haji di Pulau Penyengat, Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

Bagi yang berminat, pendaftaran dapat dilakukan di
(1) Kantor Arif Rahman Hakim, komplek Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, telp +62-21-93861703. +62-21-68644945;
(2) Yayasan Panggung Melayu, Perum Beji Permai Blok T3, Beji, Depok, telp/faks +62-21-7752144; (3) Anjungan Riau Taman Mini Indonesia Indah (TMII), telp +62-21-8409371;
(4) Sanggar Ayodyapala Mal Depok, Mal Depok, Margonda Raya Lt. 3, telp +62-21-7751653.

Selain Lomba Baca Puisi, Pekan Presiden Penyair juga akan diisi dengan berbagai acara menarik lain, di antaranya adalah Seminar Internasional (19 Juli 2007) menghadirkan 13 pembicara pakar sastra dari berbagai negara, seperti V. Braginsky (Rusia), Dato Kemala (Malaysia), Prof. Dr. Koh Young-Hun (Korea), Suratman Markasan (Singapura), dan masih banyak lagi. "Kita akan berupaya membahas karya-karya Tardji dari beragam sudat pandang sastra," ungkap Maman S Mahayana, penanggung jawab seminar.

Acara yang lain adalah Panggung Apresiasi Karya Sutardji menampilkan para Menteri (antara lain Meutia Hatta, Adyaksa Dault, MS Ka’ban, Lukman Edi, dll.), para Bupati dan Walikota (Walikota Tanjungpinang, Bupati Bengkalis, Bupati Kota Baru, Wakil Bupati Bintan, Bupati Pelalawan, Bupati Indragiri Hulu, dll.), dan para seniman terpilih se-Indonesia.

Selain itu terdapat pula Talkshow Sutardji bersama Guru dan Siswa, Pameran Foto Sutardji. Keseluruhan perhelatan akan diakhiri dengan Malam Puncak Pergelaran Seni dan Pidato Kebudayaan yang akan menampilkan Ignas Kleden, Sutardji Calzoum Bachri sendiri, serta direncanakan akan dihadiri oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono. ***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membincang Telimpuh Hasan Aspahani

Membaca puisi-puisi dalam Telimpuh, kumpulan puisi kedua Hasan Aspahani, ibarat menyimak percakapan yang digambar dengan berbagai teknik dan dipulas dengan warna-warna yang melimpah. Tengok saja: ”Lupakan aku,” ujarmu dengan suara pipih dan lembab di bingkai pertama, balon percakapan itu tiba-tiba pecah dan menjelma kabut, juga dingin dan kata-kata di dalamnya jadi percik rintik. Aku menggambar payung untukmu, tapi kau menolak dan meminta aku memelukmu: ”Biarkan aku basah dan hilang dalam sejarah ingatanmu.”

Puisi-Puisi Emong Soewandi

MOSAIK SEBUAH JEMBATAN KEDUKAAN kedukaan kini mesti diseberangi dengan berat yang mungkin tak terimbangkan antara aku dan keinginan, serta hati yang telah tertatih membimbing imajinasi ke puisi romantik tentang laut dan pelangi. maka jadilah bentuk dan garis bersinggungan tak-beraturan tanpa pangkal tanpa akhir tanpa isi tanpa tubuh adalah kegelisahan sebagai sandi-sandi rahasia yang memerlukan kunci pembuka diikat dengan rantai-rantai matahari ambang fajar. namun selalu saja lupa dimana ditaruh sebelumnya atau, mungkin telah lolos dari kantung untuk ingkari kesetiaan janji tentang bertanam benih di lahan yang baik ah, tentu butuh waktu untuk menemukannya sementara galau telah sampai di puncak tanpa purna-kepastian bengkulu, oktober 2005 LALU KEMARAU DI BULAN KEEMPAT belum ‘kan ada bunga kopi mekar, yang tegak di atas cadas. di antara daunan yang terkulai ditampar kering bumi. yang memang sulit tepati janji berikan mata air. maka jadilah pagi hari kita cukupkan saja dengan selemba...

Tulisan yang Terhapus pada Kantung Infus

  Ada yang ingin ditulisnya pada setiap tetes cairan infus : semacam doa, mantra, atau sebuah gumam belaka 1/ Dia menduga bentuk sakitnya adalah sebuah kolam dan tiap tetes cairan infus akan membuat riak kecil di permukaannya, seperti butiran hujan yang pecah di atas patung batu Malin Kundang sesaat setelah dikutuk Ibunda diam-diam dia mulai menduga : inikah sakit anak perantauan? 2/ Ketika pada tangannya hendak dimasukkan sebentuk selang kecil ada rasa sakit, seperti jemari lentik Ibu mencubit masa kanak dia bergumam,” Ibu tetap tersenyum meski aku begitu nakal.” lalu dia memilih tertawa kecil, alih-alih mengaduh pelan 3/ Yang dia tahu, ada tulisan tangan Ibunda tersayang terhapus pada kantung infus. Menetes pelan-pelan, memasuki sebuah nadi dalam tubuhnya 2007