di tepi danau lelaki itu terdiam dia tahu Tuhan bukan tempat tawar menawar, karena itu dia tidak menangis tak ada kecipak ikan, juga perahu yang siap mengantarnya menyeberang tapi dia tetap berdiri sebab ada sesuatu yang ditunggunya sebutir debu surga yang mengganggu matanya: Windardi, ibu tiga lutung yang kecewa namun wanita itu telah beku tercenung di tubir jurang menanti waktu untuk kembali mencumbu matahari dan lelaki itu, tua dan rapuh tetap saja diam seperti saat pertama kali danau itu tercipta dari denting cupu sang surya :persetubuhan basi setetes embun walaupun dia tahu apa artinya pagi Pacet, Januari 2007