Langsung ke konten utama

Retro Epic

Retro Epic

Ini cirita tentang kita
Waktu masi skola di SMA taong 1992

Dapa inga tu dulu-dulu
Waktu katu kita masi sadiki muda
Jaman blum tau hidop pe siksa
Tu waktu torang nyanda farek
Kalou nyanda singga mega mol
Apa lagi ka hai ki ato gacho
Tiap malam minggu bagini
Paling makang pisang ato mi
Mangada plein tikala

Torang ley blum bawa-bawa hp
So mujur tu ada telpon ruma
Kalo perlu kurang cari saratus
Kong lari-lari ka telepon umum
For mo telepon kape-kape Memora
Itu komang torang sorasa

Amper tiap hari barmaeng bola
Di skola jam bersenang sampe bel maso
Abis itu tu klas kurang bobou naga
Lantarang samua laki-laki so mandi suar
Mar yang penting torang nyanda saki mata
Haga-haga televisi deng jam-jam
Main winning kong bayar ley

Memang  torang kala gaya katu no
Blum ja bapake tu gombrang, jangkis,
Apalagi span-span
Blum ada tu nama gaul, choi-choi,
Apalagi dugem
Kalou takumpul deng tamang-tamang
Paling bakuti gitar
Scorpions, Bonjovi, Stryper, Guns ato Metallica
So rasa jago kalo so hafal
Depe pemain pe nama
Blum ada Corner, Musro, en tu sagala pub kasiang

Mar sadap kwa tu dulu
Pisang 50, frak 150, bakso 250, bola plastik 500, cokakola blek 700, kaset 2000, dragon 5000, ...
Samua kasiang masih mura
Cuma komang memang masi siksa
Tu nama cari maitua
Musti banya bardoa deng bakaca
Soalnya dorang blum ja lia oto!
Lia henpon lia merek
Nya’ rupa skarang do ce
Parampuang kurang ja muat dari pinggir jalang!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membincang Telimpuh Hasan Aspahani

Membaca puisi-puisi dalam Telimpuh, kumpulan puisi kedua Hasan Aspahani, ibarat menyimak percakapan yang digambar dengan berbagai teknik dan dipulas dengan warna-warna yang melimpah. Tengok saja: ”Lupakan aku,” ujarmu dengan suara pipih dan lembab di bingkai pertama, balon percakapan itu tiba-tiba pecah dan menjelma kabut, juga dingin dan kata-kata di dalamnya jadi percik rintik. Aku menggambar payung untukmu, tapi kau menolak dan meminta aku memelukmu: ”Biarkan aku basah dan hilang dalam sejarah ingatanmu.”

Puisi-Puisi Emong Soewandi

MOSAIK SEBUAH JEMBATAN KEDUKAAN kedukaan kini mesti diseberangi dengan berat yang mungkin tak terimbangkan antara aku dan keinginan, serta hati yang telah tertatih membimbing imajinasi ke puisi romantik tentang laut dan pelangi. maka jadilah bentuk dan garis bersinggungan tak-beraturan tanpa pangkal tanpa akhir tanpa isi tanpa tubuh adalah kegelisahan sebagai sandi-sandi rahasia yang memerlukan kunci pembuka diikat dengan rantai-rantai matahari ambang fajar. namun selalu saja lupa dimana ditaruh sebelumnya atau, mungkin telah lolos dari kantung untuk ingkari kesetiaan janji tentang bertanam benih di lahan yang baik ah, tentu butuh waktu untuk menemukannya sementara galau telah sampai di puncak tanpa purna-kepastian bengkulu, oktober 2005 LALU KEMARAU DI BULAN KEEMPAT belum ‘kan ada bunga kopi mekar, yang tegak di atas cadas. di antara daunan yang terkulai ditampar kering bumi. yang memang sulit tepati janji berikan mata air. maka jadilah pagi hari kita cukupkan saja dengan selemba...

Khusus Wawancara dengan Penyair

SANG wartawan itu akhirnya bisa juga mencuri kesempatan, bertemu dengan Penyair Pujaan. Sejumlah pertanyaan sudah lama dia persiapkan. Sudah lama mendesak, "kapan kami diajukan?" Tapi, maklum penyair sibuk, ada saja halangan. Wawancara pun berkali-kali harus dibatalkan. *** + Anda sibuk sekali, Penyair? Ya, saya harus melayani kemalasan, masih direcoki oleh khayalan, dan sesekali harus bersembunyi jauh keluar dari diri sendiri. Belum lagi omong kosong yang sering datang bertamu, tak tentu waktu. Jangan kira jadi penyair itu enak. Jangan kira penyair itu seorang penguasa kata-kata. Kau tahu? Penyair yang baik itu adalah pelayan kerisauan bahasa. Dia harus memperlapang, apabila ruang pemaknaan menyempit. Dia harus mengajak dolanan, jika bahasa dirudung kemurungan. Tapi, dia harus mengingatkan, pabila bahasa mulai gurau kelewatan. + Ngomong-ngomong, puisi Anda pada kemana nih? Kok sepi? Ya, belakangan ini saya memang tidak banyak melahirkan puisi. Saya hanya menyiapkan banyak se...