Langsung ke konten utama

Holy Pinky

 
One year ago when the first time we meet each other

 
Nothing words and nothing sentences from my mouth

 
You are the one, who none can be you if not you

 
So natural so unpredictable

 
You go when all of us want to see you are smiling

 
Then you come when all of us are give up to invite you

 
Yesterday is gone and tomorrow is still in the God’s hand

 
We are really honor to welcome you

 
Being a part of this community, being a part of our story

 
Pinky changes sadness into happiness

 
Pinky makes darknees so shines

 
Pinky will always tune on our hearts

 
If you realise, all of people need another people, then why should you let pinky so colourly but lonely, no, company that pinky with your red, with your green, white, black, blue and all colour that you got, cause it’s a mercy, one thing that you can’t deny

 
Oh pinky I have nothing to give you,,,thank you for your everything

 
Come on tell me….who could be so pinky if not u

 
So please answer me, who is the most pink?

 
Today we left much stories behind us

 
From this moment life has begin

 
From this moment I want you to be happy everytime as you happy as tonight

 
Let pinky blossom today and forever

 
This wild world sometime make us don’t remember another

 
Only think that we are the one, we are the wonderful one..

 
Because of you too pinky we always have an inspiration

 
Just like this poem, just like this poetry I made

 
I know that all of you know, who is that pinky

 
A holy pinky,,,,happy birthday may Allah bless you always

 
040105

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membincang Telimpuh Hasan Aspahani

Membaca puisi-puisi dalam Telimpuh, kumpulan puisi kedua Hasan Aspahani, ibarat menyimak percakapan yang digambar dengan berbagai teknik dan dipulas dengan warna-warna yang melimpah. Tengok saja: ”Lupakan aku,” ujarmu dengan suara pipih dan lembab di bingkai pertama, balon percakapan itu tiba-tiba pecah dan menjelma kabut, juga dingin dan kata-kata di dalamnya jadi percik rintik. Aku menggambar payung untukmu, tapi kau menolak dan meminta aku memelukmu: ”Biarkan aku basah dan hilang dalam sejarah ingatanmu.”

Puisi-Puisi Emong Soewandi

MOSAIK SEBUAH JEMBATAN KEDUKAAN kedukaan kini mesti diseberangi dengan berat yang mungkin tak terimbangkan antara aku dan keinginan, serta hati yang telah tertatih membimbing imajinasi ke puisi romantik tentang laut dan pelangi. maka jadilah bentuk dan garis bersinggungan tak-beraturan tanpa pangkal tanpa akhir tanpa isi tanpa tubuh adalah kegelisahan sebagai sandi-sandi rahasia yang memerlukan kunci pembuka diikat dengan rantai-rantai matahari ambang fajar. namun selalu saja lupa dimana ditaruh sebelumnya atau, mungkin telah lolos dari kantung untuk ingkari kesetiaan janji tentang bertanam benih di lahan yang baik ah, tentu butuh waktu untuk menemukannya sementara galau telah sampai di puncak tanpa purna-kepastian bengkulu, oktober 2005 LALU KEMARAU DI BULAN KEEMPAT belum ‘kan ada bunga kopi mekar, yang tegak di atas cadas. di antara daunan yang terkulai ditampar kering bumi. yang memang sulit tepati janji berikan mata air. maka jadilah pagi hari kita cukupkan saja dengan selemba...

Tulisan yang Terhapus pada Kantung Infus

  Ada yang ingin ditulisnya pada setiap tetes cairan infus : semacam doa, mantra, atau sebuah gumam belaka 1/ Dia menduga bentuk sakitnya adalah sebuah kolam dan tiap tetes cairan infus akan membuat riak kecil di permukaannya, seperti butiran hujan yang pecah di atas patung batu Malin Kundang sesaat setelah dikutuk Ibunda diam-diam dia mulai menduga : inikah sakit anak perantauan? 2/ Ketika pada tangannya hendak dimasukkan sebentuk selang kecil ada rasa sakit, seperti jemari lentik Ibu mencubit masa kanak dia bergumam,” Ibu tetap tersenyum meski aku begitu nakal.” lalu dia memilih tertawa kecil, alih-alih mengaduh pelan 3/ Yang dia tahu, ada tulisan tangan Ibunda tersayang terhapus pada kantung infus. Menetes pelan-pelan, memasuki sebuah nadi dalam tubuhnya 2007