Puisinya termuat dalam antologi puisi bersama: Interupsi (SPMM,1994), Luka Waktu (Taman Budaya Jatim, 1998), Pemberontak Yang Gagal (Forum Remaja 2000, 1999), Ning (Sanggar Purbacaraka, 2000). Puisi bahasa inggrisnya masuk dalam antologi Whispering Recollections (International Library of Poetry, 2002). Sedangkan antologi tunggalnya "Tulislah Namaku Dengan Abu" (Babel Publishing, 2006).
Setelah Idul Fitri, Abdul Mukhid merencanakan baca puisi keliling antara lain ke Mojokerto dan Madura, namun tidak menutup kemungkinan ke kota lain asalkan tidak bertabrakan dengan jadwal mengajarnya. Selain baca puisi akan diadakan diskusi buku.
Teater adalah aktivitas kesenian lain yang digelutinya. Salah satu naskah drama nya Rahawana menjadi juara II lomba penulisan naskah Dewan Kesenian Medan 2005. Prestasi terbaiknya adalah menjadi salah satu sutradara terbaik dalam Pekan Seni Mahasiswa Regional Jatim atas nama Teater Hampa Indonesia IKIP Malang tahun 1999. Beberapa kali menjadi sutradara dan aktor dalam proses pementasan sejumlah komunitas kesenian di Malang.
Menjadi penerjemah adalah salah satu karirnya. Beberapa terjemahannya: Filsafat Ilmu Sosial Kontemporer (Tadarus dan Jendela, Jogyakarta, 2002), Seri Tokoh Dunia: Nietzsche (Bentang,Jogjakarta, 2003), Gender Voices (Pedati, Pasuruan, 2003), Telaah Kritis Rabindranath Tagore (Pedati, Pasuruan, 2003), The Fifth Column (Pedati, Pasuruan, 2004), The Theatre of the Absurd (Martin Esslin, dalam proses edit).
Kru Puitika.Net berkesempatan mewawancarai via email. Berikut perbincangannya.
Sejak kapan anda menulis puisi?
Saya memulainya secara iseng ketika saya SMP
Bagaimana masa kecil anda dan peran orangtua dalam karir sebagai penyair?
Orang tua saya bukan orang berpendidikan.Kepenyairan saya lebih banyak timbul dari pergulatan batin dan kegemaran membaca
Siapa penyair kesayangan dan antologi kesukaan anda?
Goenawan Mohammad, Sapardi Joko Damono, Rendra, Emha Ainun Najib, Octavio Paz, Robert Frost. Antologi 'asmaradana' [GM]
Bagaimana proses kreatif anda dalam menulis puisi, misal menentukan tema dan seterusnya?
Lebih banyak merupakan hasil kontempelasi yang mengendap baik yang bersifat individual, sosial maupun spiritual
Anda baru saja menerbitkan buku antologi terbaru, apa benang merah dari buku tersebut?
Sebagian besar merupakan catatan perjalanan batin saya dalam proses pencarian eksistensi diri dan hubungan dengan Tuhan
Anda berlatar belakang pendidikan sastra inggris, mana yang lebih nyaman, menulis puisi dalam bahasa inggris atau indonesia? alasannya?
Bahasa Indonesia tentunya karena merupakan bahasa ibu saya. Menulis dalam bahasa Inggris sering terkendala dengan keterlibatan batin dengan bahasa itu sendiri.
Apa filosofi hidup Anda?
Mengalir seperti air
Jenis musik yang Anda sukai?
Semua suka terutama New Age, Klasik dan Jazz
Anda aktif di teater, seberapa seberapa besar pentingnya berkomunitas menyokong Anda sebagai penyair?
Sangat penting karena mereka turut mempengaruhi kepenyairan dan pergulatan saya.
Jika Anda diberikan kesempatan untuk mewujudkan 3 permintaan Anda, apa yang akan Anda minta?
Hmmm sulit menjawabnya. Tapi baiklah saya akan jawab satu saja: saya hanya mengharapkan keridhaan Allah dalam setiap langkah dalam kehidupan saya.
Apa rencana selanjutnya dari seorang Abdul Mukhid?
Terus berkarya: berteater, menulis puisi, cerpen dan kalau mungkin novel. Yang jelas dalam waktu dekat saya akan keliling JATIM untuk promo antologi puisi saya.
Membaca puisi paling berkesan?
Waktu demo 1998 karena saya merasa betapa saat itu puisi amat dihargai banyak orang.
Terakhir, puisi menurut Anda?
Puisi adalah kehidupan dan kehidupan adalah puisi.
Salam,
BalasHapusDengan segala hormat, tolong kasih saya alamat email bang mukhid. Kirim ke email saya. Terimakasih atas bantuannya.
Wassalam