Langsung ke konten utama

Puisi Bulan Ini Edisi Juli 2006!

Setelah kurang lebih tiga belas hari masa voting puisi, tibalah bagi Puitika.net untuk mengumumkan pemenang sayembara Puisi Bulan Ini edisi Juli 2006 versi Puitika.net! Seperti yang telah kami tetapkan bahwa pemenang Puisi Bulan Ini dipilih atas dasar jumlah dukungan yang masuk ke e-mail votingpuisi@puitika.net. Untuk sayembara kali ini kami menerima sedikit e-mail berisi dukungan atas masing-masing puisi yang difavoritkan. Kami menyayangkan jumlah email dukungan yang masuk.

Hal ini berbeda sekali dengan jumlah puisi yang masuk kepada kami untuk diseleksi menjadi nominasi. Akan tetapi untuk menjaga aturan main dan transparansi kami tetap melanjutkan gagasan ini dan tidak melakukan kecurangan terhadap hasil voting.

Berikut distribusi dukungan terhadap masing-masing nominasi

  1. La Gundah : 0 dukungan
  2. 1095 Hari Aku Membujukmu : 1 dukungan
  3. Kata-Katamu : 1 dukungan

  4. Kembali Pulang : 3 dukungan



Dengan demikian secara aklamasi puisi :
KEMBALI PULANG
karya Juwairiyah Mawardy
dinobatkan menjadi Puisi Bulan Ini edisi Juli 2006 Versi Puitika.net!
(hadiah akan segera kami kirimkan)

Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi pembaca Puitika.net! yang telah mengirimkan puisinya untuk dikompetisikan dan mengirimkan email dukungan sehingga agenda reguler ini bisa terselenggara dengan baik. Besar harapan kami budaya kritik atas karya sastra untuk teks puisi bisa ditingkatkan. Bagi yang belum berhasil menjadi pemenang jangan berkecil hati. Tetaplah bersama Puitika.net! karena kami akan memulai Sayembara Puisi Bulan Ini edisi edisi berikutnya. Siapa tahu puisi anda yang akan menjadi Puisi Bulan Ini di situs Puitika.net!.

Dari dukungan yang masuk kami telah mengadakan pengundian. E-mail dukungan yang beruntung mendapatkan cinderamata dari kami adalah:

Abimanyu
Jl. Mt Haryono gg. II/516 Dinoyo Malang Jawa Timur 65145


dengan dukungannya atas puisi
"Kembali Pulang"
(cinderamata akan segera kami kirimkan)

Setiap puisi yang dikirimkan oleh pembaca pada sayembara kali ini akan dipertimbangkan untuk dimasukkan kedalam penerbitan Puitika.net! tentunya dengan konfirmasi kepada penulis yang bersangkutan.

Sekali lagi terima kasih atas perhatian dan partisipasinya.
Tetaplah bersama Puitika.net!

--Panitia Sayembara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membincang Telimpuh Hasan Aspahani

Membaca puisi-puisi dalam Telimpuh, kumpulan puisi kedua Hasan Aspahani, ibarat menyimak percakapan yang digambar dengan berbagai teknik dan dipulas dengan warna-warna yang melimpah. Tengok saja: ”Lupakan aku,” ujarmu dengan suara pipih dan lembab di bingkai pertama, balon percakapan itu tiba-tiba pecah dan menjelma kabut, juga dingin dan kata-kata di dalamnya jadi percik rintik. Aku menggambar payung untukmu, tapi kau menolak dan meminta aku memelukmu: ”Biarkan aku basah dan hilang dalam sejarah ingatanmu.”

Puisi-Puisi Emong Soewandi

MOSAIK SEBUAH JEMBATAN KEDUKAAN kedukaan kini mesti diseberangi dengan berat yang mungkin tak terimbangkan antara aku dan keinginan, serta hati yang telah tertatih membimbing imajinasi ke puisi romantik tentang laut dan pelangi. maka jadilah bentuk dan garis bersinggungan tak-beraturan tanpa pangkal tanpa akhir tanpa isi tanpa tubuh adalah kegelisahan sebagai sandi-sandi rahasia yang memerlukan kunci pembuka diikat dengan rantai-rantai matahari ambang fajar. namun selalu saja lupa dimana ditaruh sebelumnya atau, mungkin telah lolos dari kantung untuk ingkari kesetiaan janji tentang bertanam benih di lahan yang baik ah, tentu butuh waktu untuk menemukannya sementara galau telah sampai di puncak tanpa purna-kepastian bengkulu, oktober 2005 LALU KEMARAU DI BULAN KEEMPAT belum ‘kan ada bunga kopi mekar, yang tegak di atas cadas. di antara daunan yang terkulai ditampar kering bumi. yang memang sulit tepati janji berikan mata air. maka jadilah pagi hari kita cukupkan saja dengan selemba...

Khusus Wawancara dengan Penyair

SANG wartawan itu akhirnya bisa juga mencuri kesempatan, bertemu dengan Penyair Pujaan. Sejumlah pertanyaan sudah lama dia persiapkan. Sudah lama mendesak, "kapan kami diajukan?" Tapi, maklum penyair sibuk, ada saja halangan. Wawancara pun berkali-kali harus dibatalkan. *** + Anda sibuk sekali, Penyair? Ya, saya harus melayani kemalasan, masih direcoki oleh khayalan, dan sesekali harus bersembunyi jauh keluar dari diri sendiri. Belum lagi omong kosong yang sering datang bertamu, tak tentu waktu. Jangan kira jadi penyair itu enak. Jangan kira penyair itu seorang penguasa kata-kata. Kau tahu? Penyair yang baik itu adalah pelayan kerisauan bahasa. Dia harus memperlapang, apabila ruang pemaknaan menyempit. Dia harus mengajak dolanan, jika bahasa dirudung kemurungan. Tapi, dia harus mengingatkan, pabila bahasa mulai gurau kelewatan. + Ngomong-ngomong, puisi Anda pada kemana nih? Kok sepi? Ya, belakangan ini saya memang tidak banyak melahirkan puisi. Saya hanya menyiapkan banyak se...