Langsung ke konten utama

Peluncuran Buku JOGJA 5,9 SKALA RICHTER

{mosimage}Memperingati 100 hari peristiwa gempa Jogja dan Jateng
Komunitas Sastra Indonesia bekerjasama dengan
Penerbit Bentang Pustaka dan XL Care,
mengundang anda dan pers dalam acara peluncuran buku:
JOGJA 5,9 SKALA RICHTER
Berisi 100 puisi dari 100 penyair
Hari Sabtu tanggal 16 September 2006, jam 19.00 WIB
Acara berlangsung di MP Book Point
Jalan Puri Mutiara Raya 72, Cipete, Jakarta Selatan

Untuk contact person, hubungi Hikmat Darmawan di (021) 75910212

Pembacaan puisi dari para penyair Jakarta
dan Musikalisasi puisi bersama Deavis Sanggar Matahari
disertai lelang buku puisi untuk korban gempa Jogja


Kami undang para penyair Jakarta (dan yang sedang berada di Jakarta) untuk membacakan karya:

- Eka Budianta
- Sihar Ramses Simatupang
- Chavchay Syaifullah
- Dino F. Umahuk
- Ibnu Wahyudi
- Medy Loekito
- Zen Hae
- Zai Lawanglangit
- Dani Wardhani Soedjono
- Setiyo Bardono
- Diah Hadaning
- Endang Supriadi
- Bambang Widiatmoko
- Dad Murniah
- Fikar W. Eda
- Sitor Situmorang
- Mila Duchlun
- Alex R. Nainggolan
- Asep Sambodja
- dll


Wakil penyair Jogjakarta:

- Katrin Bandel
- Saut Situmorang (editor)


Bila memungkinkan, juga dari Bogor dan Bandung:

- Dian Hartati
- Cunong Nunuk Suradja
- Indrian Koto
- Fina Sato
- Widzar al-Ghifary
- dll.


JOGJA 5,9 SKALA RICHTER

1. Abdul Wachid BS (Jogjakarta)
2. Afrizal Malna (Jogjakarta)
3. Agus Manaji (Jogjakarta)
4. Agus Sutanto Mansur (Jogjakarta)
5. Akhmad Muhaimin Azzet (Jogjakarta)
6. Akidah Gauzillah (Jakarta)
7. Alex R. Nainggolan (Jakarta)
8. Aliyah Purwati (Hongkong)
9. Amien Wangsitalaja (Samarinda)
10. Antonius Yonanto (Jogjakarta)
11. Asep Sambodja (Jakarta)
12. Ashilly Achidati (Jogjakarta)
13. Azzah Zain Al-Hasany (Jakarta)
14. Badui U. Subhan (Bandung)
15. Bambang Supranoto (Cepu)
16. Bambang Widiatmoko (Jakarta)
17. Budhi Sulis (Cilacap)
18. Chavchay Syaifullah (Jakarta)
19. Cunong Nunuk Suraja (Bogor)
20. Dad Murniah (Jakarta)
21. Dani (Jakarta)
22. Dharmadi (Purwokerto)
23. Diah Hadaning (Bogor)
24. Dian Hartati (Bandung)
25. Dianing Widya Yudhistira (Jakarta)
26. Dino F. Umahuk (Jakarta)
27. Doni Indra (Depok)
28. Donny Anggoro (Jakarta)
29. Eka Budianta (Depok)
30. Elisa C
31. Endang Supriadi (Bogor)
32. Eni Kusuma W (Hongkong)
33. Epri A.R. (Jakarta)
34. Es Wibowo (Magelang)
35. Fahrudin Nasrulloh (Jogjakarta)
36. Fati Soewandi (Surabaya)
37. Fatin Hamama (Jeddah)
38. Fikar W. Eda (Jakarta)
39. Fina Sato (Bandung)
40. Giyanto Subagio (Jakarta)
41. Gunoto Saparie (Semarang)
42. Hasan Al-Banna (Medan)
43. Hasan Aspahani (Batam)
44. Heru Kurniawan (Purwokerto)
45. Husnul Khuluqi (Tangerang)
46. Iao Suwati Sideman (Mataram)
47. Ibnu Wahyudi (Depok)
48. Idris Pasaribu (Medan)
49. Indah IP (Jakarta)
50. Indrian Koto (Jogjakarta)
51. Isbedy Stiawan ZS (Lampung)
52. Iyut Fitra (Payakumbuh)
53. Johanes Sugianto (Jakarta)
54. Joko Pinurbo (Jogjakarta)
55. Katrin Bandel (Jogjakarta)
56. KH Muhammad Fuad Riyadi (Jogjakarta)
57. M. Badri (Bogor)
58. M. Raudah Jambak (Medan)
59. Maryanto (Jogjakarta)
60. Mawie Ananta Jonie (Amsterdam)
61. Medy Loekito (Jakarta)
62. Mila Duchlun (Republik Maladewa)
63. Mirwan Andan Yusuf (Jakarta)
64. Misbach (Bekasi)
65. Mukhlis AR
66. Muda Wijaya (Denpasar)
67. Mukti Sutarman Espe (Kudus)
68. Mustafa Ismail (Jakarta)
69. Nanang Suryadi (Malang)
70. Nur Wahida Idris (Jogjakarta)
71. Pakcik Ahmad (Jakarta)
72. Pranita Dewi (Denpasar)
73. Pulung Amoria Kencana
74. Putra Nusantara
75. R. Toto Sugiharto (Serang)
76. Ragdi F. Daye (Padang)
77. Raudal Tanjung Banua (Jogjakarta)
78. Reza Idria (Aceh)
79. S. Yoga (Ngawi)
80. Saiful Amin Ghofur (Jogjakarta)
81. Setio Bardono (Depok)
82. Shobier Poer (Jakarta)
83. Sigit Rais (Bandung)
84. Sihar Ramses Sakti Simatupang (Jakarta)
85. Sindu Putra (Mataram)
86. Sitor Situmorang (Samosir)
87. Slamet Rahardjo Rais (Jakarta)
88. Thompson HS (Pematang Siantar)
89. Titik Kartitiani
90. TS Pinang (Jogjakarta)
91. Tulus Wijanarko (Jakarta)
92. Viddy AD Daery (Jakarta)
93. Wa Ode Nirmala Ningrum (Inggris)
94. Warih Wisatsana (Denpasar)
95. Wayan Sunarta (Denpasar)
96. Widzar Al-Ghifary (Bandung)
97. Yosi Kristanto (Tangerang)
98. Zahrotun Nida (Jogjakarta)
99. Zai Lawang Langit (Jakarta)
100. Zen Hae (Tangerang)

Sumber : Kurnia Effendi/ Ketua Program, Komunitas Sastra Indonesia
http://groups.yahoo.com/group/Apresiasi-Sastra

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membincang Telimpuh Hasan Aspahani

Membaca puisi-puisi dalam Telimpuh, kumpulan puisi kedua Hasan Aspahani, ibarat menyimak percakapan yang digambar dengan berbagai teknik dan dipulas dengan warna-warna yang melimpah. Tengok saja: ”Lupakan aku,” ujarmu dengan suara pipih dan lembab di bingkai pertama, balon percakapan itu tiba-tiba pecah dan menjelma kabut, juga dingin dan kata-kata di dalamnya jadi percik rintik. Aku menggambar payung untukmu, tapi kau menolak dan meminta aku memelukmu: ”Biarkan aku basah dan hilang dalam sejarah ingatanmu.”

Puisi-Puisi Emong Soewandi

MOSAIK SEBUAH JEMBATAN KEDUKAAN kedukaan kini mesti diseberangi dengan berat yang mungkin tak terimbangkan antara aku dan keinginan, serta hati yang telah tertatih membimbing imajinasi ke puisi romantik tentang laut dan pelangi. maka jadilah bentuk dan garis bersinggungan tak-beraturan tanpa pangkal tanpa akhir tanpa isi tanpa tubuh adalah kegelisahan sebagai sandi-sandi rahasia yang memerlukan kunci pembuka diikat dengan rantai-rantai matahari ambang fajar. namun selalu saja lupa dimana ditaruh sebelumnya atau, mungkin telah lolos dari kantung untuk ingkari kesetiaan janji tentang bertanam benih di lahan yang baik ah, tentu butuh waktu untuk menemukannya sementara galau telah sampai di puncak tanpa purna-kepastian bengkulu, oktober 2005 LALU KEMARAU DI BULAN KEEMPAT belum ‘kan ada bunga kopi mekar, yang tegak di atas cadas. di antara daunan yang terkulai ditampar kering bumi. yang memang sulit tepati janji berikan mata air. maka jadilah pagi hari kita cukupkan saja dengan selemba...

Tulisan yang Terhapus pada Kantung Infus

  Ada yang ingin ditulisnya pada setiap tetes cairan infus : semacam doa, mantra, atau sebuah gumam belaka 1/ Dia menduga bentuk sakitnya adalah sebuah kolam dan tiap tetes cairan infus akan membuat riak kecil di permukaannya, seperti butiran hujan yang pecah di atas patung batu Malin Kundang sesaat setelah dikutuk Ibunda diam-diam dia mulai menduga : inikah sakit anak perantauan? 2/ Ketika pada tangannya hendak dimasukkan sebentuk selang kecil ada rasa sakit, seperti jemari lentik Ibu mencubit masa kanak dia bergumam,” Ibu tetap tersenyum meski aku begitu nakal.” lalu dia memilih tertawa kecil, alih-alih mengaduh pelan 3/ Yang dia tahu, ada tulisan tangan Ibunda tersayang terhapus pada kantung infus. Menetes pelan-pelan, memasuki sebuah nadi dalam tubuhnya 2007